Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendy mengapresiasi berdirinya Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF). Dia berharap model institusi pendidikan ini direplikasi dan menginspirasi di kawasan lain.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran perguruan ini akan menginspirasi, mendorong sekolah-sekolah di Jawa Timur itu bangkit menjadi perguruan yang berstandar internasional,” kata Muhadjir saat menghadiri Grand Launching Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar di Karangploso, Kabupaten Malang, Rabu (21/2/2024).
PPI AMF berdiri di atas lahan seluas 1,1 hektar. Ini digunakan untuk pengembangan dakwah Muhammadiyah di Jawa Timur.
Muhadjir menceritakan, pondok ini sejatinya dibangun oleh seorang profesor dari Malang yang tinggal di Belanda. Di masa pensiun, dia ingin tinggal di Malang dan membesarkan pondok tersebut. Namun ternyata dia memutuskan kembali ke Belanda.
“Kemudian gedung ini ditawarkan ke UMM. Nah, ketemulah rencana yang berlarut-larut. Allah telah menggariskan begitu, harganya tidak seberapa dengan kualitas bangunannya,” tutur dia.
Dikatakan Muhadjir, PPI AMF ini harus menjadi kebanggaan Muhammadiyah Jatim, terlebih di daerah Malang. Pasalnya, tidak banyak institusi pendidikan Muhammadiyah di Malang yang standarnya tinggi seperti ini.
Baca juga: Resmikan Ponpes Abdul Malik Fadjar, Haedar Nashir: Waktunya Muhammadiyah Juga Ngurusi Elite
Muhadjir mengaku sering menjumpai sekolah-sekolah Muhammadiyah yang hampir gulung tikar. Menghadapi realitas tersebut, UMM dan PWM Jatim tidak diam berpangku tangan.
Muhadjir lalu menceritakan, tentang kondisi beberapa sekolah Muhammadiyah yang hampir gulung tikar kemudian dimerger. Dan saat ini sekolahan tersebut sudah berkembang menjadi bagus.
“Kesimpulan saya kalau ditangani dengan sungguh-sungguh, ditekuni, dan di belakangnya ada mimpi yang dibangun dibalik perguruan itu pasti jadi,” tutur Muhadjir.
Muhadjir berharap PPI AMF ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Jawa Timur. Bahkan juga bagi seluruh sekolah-sekolah di Tanah Air.
Di sisi lain, Muhadjir menekankan supaya nama besar Malik Fadjar menjadi teladan dan inspirasi dalam mengelola pondok pesantren ini. Jangan sampai hanya sekadar nama, tapi tidak membawa ruh dan visi dari Pak Malik.
“Mohon ini tidak ditangani secara sembarangan, kalau perlu direkturnya tidak boleh pulang dan harus bertahan di sini, nanti kita bikinkan rumah di sini. 24 jam memikirkan masa depan sekolah ini,” ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Meski dikelola oleh PWM dan UMM, akan tetapi Muhadjir menyampaikan supaya tidak hanya menjadi kebanggaan UMM dan Warga Muhammadiyah Malang saja, melainkan juga dimiliki oleh seluruh stakeholder Muhammadiyah di Jawa Timur, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Jatim. (wh)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News