UM Surabaya

Umar meninggalkan pertemuan dengan Nabi dalam hati yang lega, tetapi bingung tentang apa yang dimaksud oleh Nabi. Ketika Umar bertemu dengan Abu Bakar, dia menceritakan kepadanya tentang apa yang dikatakan oleh Nabi.

Abu Bakar tersenyum dan berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah SAW menyebutkan Hafsah. Tapi aku tidak ingin membuka rahasianya. Jika beliau tidak menunjukkan minatnya untuk menikahinya, aku akan menikahinya. Jadi jangan simpan dendam terhadapku.”

Utsman datang kepada Rasulullah saw dengan sikap sedih dan bingung atas kematian istrinya. Dia berkata kepada Nabi saw, “Hubungan pernikahanku denganmu telah berakhir dengan meninggalnya Ruqayyah, Wahai Rasul Allah!”

Rasul yang mulia merasa simpati kepadanya dan kemudian berkata, “Aku telah memberikanmu saudaranya, Ummu Kultsum dalam pernikahan. Jika aku memiliki sepuluh putri, aku akan memberikan mereka kepadamu untuk dinikahi (satu per satu).”

Akhirnya Rasulullah saw menikahi Hafsah dan Utsman menikahi Ummu Kultsum. Hafsah sekarang beruntung mendapatkan gelar bergengsi sebagai ‘Ibu dari Orang yang Beriman’ (Ummul Mukminin).

Hafsah adalah seorang yang tekun beribadah. Dia sangat taat, berpuasa di siang hari, dan beribadah di malam hari. Dia paling dekat dengan Aisyah di antara istri-istri Nabi. Bahkan, seolah-olah keduanya adalah saudara kandung. Ini karena mereka selalu setuju dalam banyak hal dan tidak pernah berselisih.

Namun, kepribadian Hafsah memiliki sedikit nuansa sesuai dengan arti namanya, karena dia memiliki kepribadian yang kuat dan tegas. Mungkin dia mengambil sifat ayahnya, Umar al-Faruq.

Karena itu, Rasulullah saw pernah menceraikannya sekali dan kemudian menerimanya kembali.

Ibn Sa’d mencatat bahwa Rasulullah saw menceraikan Hafsah sekali dan kemudian menerimanya kembali karena Malaikat Jibril berkata kepadanya, “Ambillah kembali Hafsah, karena dia sering berpuasa dan salat di malam hari, dan dia adalah istrimu di surga.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini