UM Surabaya

​Keempat,​ orang yang apabila berdiri melaksanakan salat maka ia menyempurnakan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan tata caranya.

Hatinya hadir menjaga aturan-aturan dan hak-hak salat agar ia tidak ada sedikit pun yang terlewat darinya.

Seluruh kepentingannya terfokus kepada salatnya agar ia tegakkan dengan sempurna. Hatinya benar-benar tenggelam dalam salat dan seluruh ibadahnya kepada Tuhannya. Mereka inilah yang akan mendapat pahala besar atas salat dan ibadahnya.

​Kelima,​ orang yang telah menjalankan salat dengan sebaik-baiknya seperti tingkatan keempat.

Istimewanya, ia menaruh dan memosisikan hatinya di hadapan Allah Subahanahu wa Ta’ala.

Dengan hatinya, seolah-olah ia bisa melihat dan menyaksikan Allah di hadapannya, dekat dengannya, dan hatinya dipenuhi cinta dan pengagungan kepada-Nya. Seluruh godaan dan lintasan pikiran menghilang.

Semua tabir yang menghalangi dirinya dari Rabbnya benar-benar terbuka. Perbedaan orang salat semacam ini dengan yang lainnya seperti selisih jarak langit dan bumi.

Orang ini benar-benar sibuk berinteraksi dengan Tuhannya dan merasakan kebahagiaan dalam salatnya.

Inilah para muqarrabiin (memiliki kedudukan tinggi dan dekat dengan Allah Subahanahu wa Ta’ala).

Inilah lima tingkatan kualitas salat kaum muslimin. Masing-masing memiliki jatah bagian balasan untuk salatnya. Darinya kita bisa mengaca, seberapa saleh diri kita?

Maka, kita berada di tingkatan mana, di situlah nilai kesalehan kita. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini