Keberadaan media afiliasi Muhammadiyah merupakan sarana dakwah yang efektif bagi Persyarikatan. Karena itu, pengelolaannya harus profesional dengan pemberitaan yang berdasarkan sumber yang terpercaya, akurat, dan benar.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr. dr. Sukadiono MM saat memberikan sambutan Pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan IX, Sabtu (2/3/2024). Kegiatan ini diikuti 27 wartawan media afiliasi Muhammadiyah di Jatim.
“Makanya, dalam menjalankan tugasnya, mereka juga harus diperlakukan secara profesional. Kesejahteraannya harus diperhatikan. Pemrednya digaji, wartawannya juga harus digaji,” tegas Sukadiono.
Menurut Suko, begitu dia karib disapa, kebutuhan profesionalisme tersebut merupakan tuntutan zaman. Karena dengan cara itu media afiliasi bisa berkembang dan bertumbuh.
“Ke depan itu harus begitu, Pak Ari (Ketua MPID Aribowo), Pak Mirdasy (Ketua LHKP Muh. Mirdasy). Tidak bisa hanya dengan keikhlasan. Sampai kapan bisa bertahan dengan keikhlasan,” tegas Suko.
Suko mengaku sejak lama mengamati perkembangan media afiliasi Muhammadiyah. Perkembangannya cukup pesat. Bahkan bisa dibilang terbayak dibandingkan pwm-pwm lain di Indonesia. Dia menyebut ada maklumat.id, majelistablig.id, pwmu.co, klikmu.co, lain.
“Belum lagi media-media yang dikelola masing-masing Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Jawa Timur,” tutur Suko.
Dari sekian banyak banyak media afiliasi Muhammadiyah tersebut, pengelolaannya masih belum profesional. Dengan adanya uji kompetensi ini, tentu akan meningkatkan kualitas dan kapasitas wartawan Muhammadiyah.
Suko lalu menceritakan pengalamannya ketika menjadi Takmir Masjid Jenderal Sudirman di Jalan Dharmawangsa, Surabaya. Lokasinya sangat strategis. Dia sudah 28 tahun menjadi takmir di masjid tersebut sejak tahun 1996.