UM Surabaya

Ketiga, kesalehan dalam bertindak

Setelah kita berpikir, berucap terkadang bisa dilanjutkan dengan tindakan. Tindakan atau perbuatan seyogianya tindakan yang tidak melanggar hukum.

Tindakan manusia secara keseluruhan akan terdeteksi oleh Allah melalui catatan para malaikatnya (Rokib dan Atid). Tak satu pun kegiatan kita yang terlewatkan oleh dua malaikat tersebut.

Rasulullah saw bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya.” (HR At-Tirmidziy No 2263)

Keempat, kesalehan dalam bersikap.

Pikiran, tutur kata dan sikap kita hampir pasti harus mampu melahirkan kebaikan bagi orang lain jika ingin menciptakan sebuah harmoni dalam lingkungan kita.

Sehingga setiap pribadi harus mampu bersikap menjadi juru damai, penyejuk dan agen kerukunan bagi orang lain. Sehingga kehadirannya benar-benar menunjukkan sikap yang saleh bagi orang lain.

Dalam bermasyarakat dan berbangsa, perlu diperhatikan jangan sampai sikap kita, menjadikan munculnya sikap saling membenci, mencurigai, menyinggung atau sebangsanya.

Tetapi sebaliknya, sikap yang bisa menumbuhkan kebersamaan kenyamanan dan tumbuhnya sikap persaudaraan.

Dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 10 disebutkan:

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ‌ۚ‌وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini