Menkes Sebut Muhammadiyah Kuat di Bidang Kesehatan dan Pendidikan
Sukadiono, Haedar Nashir, Budi Gunadi Sadikin, Muhajir Effendi, dan Eri Cahyadi di UM Surabaya. foto: humas
UM Surabaya

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Muhammadiyah memiliki peran yang sangat besar untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia. Dia menyebut Muhammadiyah memiliki 171 perguruan tinggi dan 125 rumah sakit.

“Pertama Muhammadiyah kuat dalam sisi bidang kesehatan dan pendidikan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,”ujarnya saat memberikan sambutan,” katanya dalam peresmian At Ta’awun Tower dan Groundbreaking Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) di UM Surabaya, Sabtu (9/3/2024).

Beberapa tokoh hadir dalam acara tersebut, di antaranya Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rektor UM Surabaya Dr. dr Sukadiono MM.

Budi menjelaskan, definisi negara maju, Indonesia harus Gross National Income (GNI) dengan per kapita mencapai 13.000.

Baca juga: Haedar Nashir Resmikan At Ta’awun Tower dan Groundbreaking RSGM UM Surabaya

Saat ini, Indonesia berada di angka 4.800 kalau dirupiahkan pendapatan rata-rata rakyat Indonesia harus 15 juta.

“Kalau mau jadi negara maju sekarang baru sekitar 5 juta orang jadi kita harus naikan tiga kali lipat rata-rata pendapatan Indonesia supaya masuk definisi negara maju,” terangnya.

Kedua. sambung Budi, dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia yang bisa jadi negara maju 23 persen dari 192 negara itu terjadi dalam 1 jendela waktu tertentu yang disebut bonus demografi paling banyak usia produktifnya dari suatu bangsa antara 15 sampai 60 tahunnya paling banyak.

Puncak bonus demografi Indonesia 2030-2035 adalah kesempatan terbesar untuk naik menjadi negara maju. Masa depan bangsa Indonesia berhasil atau tidaknya adalah tanggung jawab dan perannya besar sekali.

Budi menyebut Indonesia masih kekurangan sekitar 150.000 dokter umum akibat keberadaan fakultas kedokteran (FK) yang tidak merata.

“Dokter umum kita masih kurang 150.000 orang. Fakultas Kedokteran kita ada 92, dan tidak merata di seluruh provinsi. Akibatnya pemenuhan dokter di provinsi susah,” tandasnya.

Baca juga: UM Surabaya Bakal Resmikan At Ta’awun Tower, Salah Satu Gedung Universitas Tertinggi di Indonesia

Budi mengucapkan terima kasih atas hadirnya fakulta-fakultas kedokteran di Muhammadiyah yang terus mendukung perkembangan keilmuan kesehatan.

“Kita jadikan Fakultas Kedokteran di Muhammadiyah sebagai Fakultas Kedokteran masa depan, menjadi yang terdepan. Saya percaya FK Muhammadiyah bisa karena semua telah terintegrasi dengan baik,” tutur dia. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini