Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal mengatakan apa yang disebut dengan berkemajuan ialah Islam itu sendiri. Al islam huwa al taqadum, taqadum huwa al islam. Jadi islam adalah kemajuan dan kemajuan adalah spirit dari Islam itu sendiri.
“Maka lawan daripada kemajuan adalah kemunduran, dengan ungkapan lain kita bisa katakan dengan kejahiliyahan. Maka masa pra-kenabian disebut masa jahiliyah. Yang oleh para ulama terminologi jahiliyah dijelaskan sebagai keadaan yang dialami oleh masyarakat awam sebelum diutusnya baginda Rasulullah SAW,” ungkap Fathurrahman pada Selasa (19/3/2024) dalam Tabligh Akbar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Agar ajaran dan spirit kemajuan Islam menjadi mindset yang baru bagi masyarakat, Allah SWT mengajari ajaran Islam dengan diturunkannya Al Alaq dari ayat 1-5.
“Maka para ulama mengatakan diturunkannya surat Al Alaq itu adalah untuk mempersiapkan suatu masyarakat yang disebut dengan mujtama’u qiraah, masyarakat yang membaca, masyarakat yang paham literasi keilmuan,”jelasnya.
Sementara itu dalam penjelasan sebagian para mufassir, surat yang diturunkan secara kronologis oleh Allah SWT adalah surat Al Qalam, wal-qalami wa mâ yasthurûnNūn, surat Al Qalam memberikan suatu spirit bagi umat dan masyarakat Islam untuk terus membudayakan apa yang disebut dengan tradisi tulis menulis, atau kodifikasi ilmu.
“Surat yang ketiga menurut para ulama diturunkannya surat Al Muzammil. Al Muzammil memberikan pesan moral kepada kita bahwa umat Islam yang akan menjadi alternatif bagi masyarakat jahiliyah adalah mereka yang selalu membangun kekuatan spiritual rohaniyah. Maka tidak mungkin suatu peradaban yang mengajarkan kemajuan bagi umat manusia secara universal, itu tidak memiliki basis spiritual yang kuat,”tutur Fathurrahman.
Fathurrahman juga mengungkapkan jika ditinjau dari banyak literatur, dikatakan bahwa bangsa yang bisa bertahan di atas derasnya arus kehidupan materialisme adalah bangsa yang memiliki perhatian terhadap basis dan pondasi spiritual.
“Oleh karena itu pribadi yang bisa bertahan dalam arus kehidupan yang sangat ialah pribadi yang memiliki perhatian terhadap bangunan ruhaniyah dirinya sendiri,”jelasnya.
Oleh karena itu, Fathurrahman menyimpulkan bahwa masyarakat yang berkemajuan disyaratkan oleh Al Quran adalah mereka yang memiliki tradisi membaca, orang-orang yang kritis terhadap zaman dan kehidupannya, mereka yang memiliki tradisi literasi, masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pondasi dan basis spiritualitas, dan masyarakat yang selalu move on di dalam kehidupannya.
“Ia tidak berhenti pada zona nyaman tetapi terus bergerak. Orang-orang yang hidupnya itu selalu berorientasi kepada Allah SWT,” jelasnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News