Kitab suci kita Alquran sering menganalogikan alam ini seperti pasar tempat jual beli. Pembelinya adalah Allah. Barang dagangannya adalah amal saleh, dan harga dagangan itu adalah surga serta rahmat dan keridhaan-Nya.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam- diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan ‘perniagaan yang tidak akan merugi’.
(QS. Fathir : 29)
Atau dalam ayat lain Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (QS. At-Taubah : 111)
Namun, jika kita perhatikan lebih dalam, kita tidak akan menemukan sebuah transaksi seperti transaksi kita dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Mengapa demikian? Karena transaksi dengan Allah memiliki keunggulan dan keistimewaan yang tidak didapatkan dari transaksi yang lain.
Apa saja keunggulan dari bertransaksi dengan Allah?
(1). Seluruh modal yang dimiliki penjual (manusia) adalah pemberian Allah, lalu Allah menjadi pembelinya.
(2). Allah menjadi pembeli sementara. Dia tidak membutuhkan-Nya. Allah tidak butuh kepada apa pun, karena Dialah pemilik segala sesuatu.
(3). Allah membeli dagangan manusia (amal saleh) yang sedikit dengan imbalan yang besar.
(4). Allah mau membeli dagangan itu, walaupun begitu kecil dan remeh.
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)Nya. (QS. Al-Zalzalah : 7)
(5). Terkadang harga belinya Allah gandakan menjadi 10 kali lipat bahkan hingga 700 kali lipat seperti dalam surat Al-Baqarah: 261. “Tidak cukup itu, masih “ditambah lagi dengan anugerah dan rahmat-Nya”.
Dan Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. (QS. An-Nur (24) : 38)
Maka seorang yang berakal pasti tidak akan menyia-nyiakan transaksi yang begitu menguntungkan ini, namun sayangnya, banyak orang yang menutup mata dari kesempatan ini, mereka malah bertransaksi dengan selain-Nya. Yang lebih menyedihkan mereka menjualnya dengan sesuatu yang tak berharga.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib berpesan, “Sungguh tidak ada harga yang pantas untuk diri kalian selain surga, maka janganlah kalian jual (diri kalian) kecuali dengan-Nya,
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung dan selalu bertransaksi dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Insya Allah ada hikmahnya, aamiin yaa rabbal alamiin. (*)
Penulis: Ferry Is Mirza DM, Aktivis Muhammadiyah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Jatim