UM Surabaya

Mahalnya Petunjuk

Allah menjanjikan bahwa Al-Qur’an akan menjadi pemandu hidup dan kehidupan manusia, serta menjamin tidak akan tersesat. Bahkan ada jaminan tidak akan celaka bila mengikuti petunjuk Al-Qur’an.

Hal ini ditegaskan Allah ketika menurunkan Adam dan istrinya dari surga setelah melakukan pelanggaran.

Allah pun memberi petunjuk kepada keduanya jika mengikuti petunjuk akan berada di jalan yang lurus dan tidak akan pihak mana pun yang akan membahayakannya. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :

قَا لَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيْعًاۢ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ فَاِ مَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى ۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى

“Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Ta-Ha : 123)

Mahalnya Al-Qur’an sebagai petunjuk oleh sebagian manusia dipandang sebelah mata. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab yang penuh keraguan.

Kehidupan manusia terasa sempit dan penuh kegelisahan, seolah-olah hidup ini penuh penderitaan.

Mereka pun hidup dalam kesempitan serta buta dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Allah pun akan membuatnya buta ketika di akherat kelak. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Ta-Ha : 124)

Kemilau duniawi telah membuat manusia buta sehingga mengesampingkan petunjuk Allah. Banyak para pembesar dan pemuka masyarakat silau terhadap dunia sehingga mengolok-olok petunjuk Allah dan bahkan menghinakannya.

Al-Qur’an memberikan ilustrasi sekelompok pemuda Kahfi yang rela meninggalkan gelimang harta di lingkungan istana.

Setelah tersentuh petunjuk Allah, mereka pun meninggalkan gemerlap dunia menuju gua. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْـكَهْفِ فَقَا لُوْا رَبَّنَاۤ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَـنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (QS. Al-Kahf : 10)

Mereka memilih kesempurnaan hidup dengan memohon petunjuk seraya meninggalkan kemewahan dunia.

Mereka yakin bahwa gemerlap kemewahan hidup akan membawa kesengsaraan di dunia dan akhirat.

Akal sehat telah mengarahkannya untuk memilih petunjuk dengan mentauhidkan Allah. Maka Allah pun menyelamatkan hidup mereka dari kehidupan yang bertentangan dengan kehendak-Nya. (*)

Surabaya, 24 April 2024

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini