Varian Salafi: Ilmi, Manhaji, Jihadi, dan Takfiri
Nurbani Yusuf
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf

Ini bukan soal masa salaf, tapi pada generasi masa kini yang merindukan masa lampau. Hidup dalam kebenaran tunggal yang diyakini dan menampik selainnya. Tidak bisa hidup dalam perbedaan dan keragaman. Cenderung asosial dan menutup diri.

Salafi-Wahabi itu sepasang.
Salafi konsen di pemurnian fikih.
Wahabi konsen di pemurnian akidah dan kalam.

Lone Wolf dan lainnya menyebut setidaknya empat varian salafi yang merepresentasi: ilmi, manhaji, jihadi dan takfiri, hanya pemilahan konseptual untuk memudahkan para akademisi dalam studinya, sejatinya keempatnya adalah satu kesatuan bergantung kebutuhan dan kondisi

Baca juga: Menunggu Aksi KOKAM Jadi Pengawal Ulama Muhammadiyah

***

Diaspora ideologi tarbiyah di Mesir dan Timur-tengah khususnya Iran, Iraq dan Yaman menemukan kebebasan masuk dan bergerak sejak reformasi,

Reformasi pasca tergulingnya Soeharto sebagai Presiden, seakan menjadi pertanda rubuhnya benteng umat Islam Indonesia dengan masuknya berbagai ideologi dunia baik yang ultra kanan atau ultra kiri.

Pengamat BIN As’ad Ali membenarkan bahwa : ideologi kiri yang masyhur disebut komunisme bangkit kembali. China tegak berdiri. Liberal dan sekuler menguasai di berbagai sektor atas nama kebebasan demokrasi.

Dan terakhir adalah Ideologi Tarbiyah yang menjelma menjadi banyak varian sebut saja, HTI, FPI, Salafi, Tabligh, Anshorut Tauhid, Jamaah Tauhid atau Asybal Tauhid, dan puluhan varian lainnya yang kecil-kecil tapi beringas. Semua ideologi ini sedang bertarung berebut dominan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini