Muhammadiyah Itu Pengajiannya Sederhana, Hasilnya Luar Biasa
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf

Pernahkah berpikir:

Para ulama Muhammadiyah itu bersahaja. Pengajiannya sederhana. Yang hadir kadang sedikit. Materinya biasa. Kajiannya simpel. Dari para ustaz (yang tak mau dipanggil ustaz) yang sederhana ini menghasilkan sesuatu yang luar biasa?

Ketika ada yang baru bangga bisa mengaji dan menjadi follower ustaz berkelas, warga Muhammadiyah sudah mendirikan ratusan universitas dan rumah sakit sebagai bukti telah mengaji.

Saya tunggu yang katanya kajiannya hebat. Ustaznya mendunia akan menghasilkan apa?

***

Hanya surat Al-Ma’un yang di ulang-ulang. Yang kemudian menuai protes para santrinya: ‘Kyai apa tidak ada surat lainnya selain Al-Ma’un?

Kyai Dahlan balik bertanya: “Apa sudah kamu amalkan!”

Tahukah antum bahwa menghafal adalah tingkatan belajar paling rendah menurut Taxonomy Bloom.

Muhammadiyah itu irit bicara banyak beramal. Kyai Ahmad Dahlan sangat paham itu. Beliau tidak menekankan hafalan, tapi aksi nyata. Muhammadiyah itu sibuk beramal bukan sibuk menghapal.

Carl Whyterington salah seorang peneliti Amerika terkemuka berkata bahwa Kyai Dahlan bukan ulama biasa tapi seorang ‘pragmatikus’ agama. Dari gagasan dan idenya lahir berbagai amal usaha luar biasa.

Membenarkan arah kiblat. Khotbah Jumat dalam bahasa lokal. Menerjemah Al-Qur’an. Mendirikan rumah sakit bagi pribumi muslim. Paduan ilmu sekuler dan agama dalam satu atap. Ratusan perguruan tinggi berkelas internasional. Panti asuhan.

Bait amal adalah sebentuk amal saleh tiada dua. Digagas dan lahir dari kajian simpel dan sederhana.

Sebaik-baik kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Inilah sebaik-baik prinsip yang diajarkan bukan banyak tahu tapi miskin amal saleh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini