Mereka yang Tertipu Urusan Dunia
Ilustrasi foto:wisdominallthings.com
UM Surabaya

Semua manusia tentunya ingin memiliki kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Tapi ternyata tidak semua bisa mendapatkannya.

Berbagai tujuan dan rintangan dalam kehidupan terkadang membuat kehidupan di dunia terasa sangat buruk dan menyiksa.

Di tulisan ini ada satu alur pikir yang dibangun agar kita mudah bersyukur, yaitu untuk penampilan itu lihat ke bawah.

Untuk ketaatan itu lihat ke atas. Hiduplah dalam standar kita masing-masing.

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan penampilan, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR Bukhori 6490)

Penjelasan:

Tidak sedikit orang terkesima dengan kilauan harta dan jabatan orang lain. Tidak pernah merasa cukup dengan harta yang ia miliki.

Jika sudah mendapatkan suatu pundi-pundi dunia, dia ingin terus mendapatkan yang lebih.

Jika baru mendapatkan motor, dia ingin mendapatkan mobil. Jika sudah memiliki mobil, dia ingin mendapatkan mobil mewah.

Terkesima ketika melihat Lamborghini Veneno melintas di depannya, atau Alphard lewat di sampingnya, padahal ia pun telah memiliki mobil.

Tapi, apakah orang yang terkesima tersebut ketika melihat mobil mewah tadi?

Apakah terkesima juga ketika ada orang khusuk lewat di depannya?

Meski sebetulnya agak susah juga memasang standar orang itu khusuk atau tidak, tapi setidaknya bisa dilihat kebaikan orang itu dari tampilannya bahwa lima waktu dia atau ke masjid dan sering hadir di majelis ilmu dan majelis zikir.

Bahkan hadirnya selalu berjamaah dengan anak istri. Nah, apakah masih merasa kagum dan takjub melihat sosok orang tersebut?

Jika tidak pernah terkesima, kagum dan sekaligus takjub, maka sungguh ia orang telah maghrur, tertipu oleh dunia. Nabi shalallahu ‘alaih wasallam meminta kita untuk melihat ke bawah dalam urusan dunia.

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian.” (HR Muslim 2963)

Makna lihat ke bawah berarti tidak menginginkan apa yang dipunyai orang, tidak berlebihan dalam mengejar harta dunia.

Sebaliknya, untuk urusan akhirat kita diperintahkan untuk melihat kepada yang lebih dari kita.

فإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ

“Jika engkau minta surga maka mintalah surga Firdaus, surga yang paling tengah dan yang paling tinggi.” (HR Bukhori 2790)

Makna lihat ke atas adalah terus memotivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi dalam urusan akhirat dan tak mudah puas dalam hal ibadah. (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini