*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Beriman kepada takdir Allah merupakan salah satu dari rukun iman ke 6.
“Kemudian ia (Jibril) bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang iman” Nabi menjawab, ”Iman adalah engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab- kitabNya; para Rasul-Nya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” Ia berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim No. 8)
Kita harus meyakini bahwa segala sesuatu memang sudah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala sesuai dengan kadarnya.
Maka tidak ada sesuatu pun yang luput dari takdir Allah. Baik itu berupa kebaikan ataupun keburukan, ketaatan ataupun kemaksiatan, kekufuran ataupun keimanan, sakit ataupun sehat, kekayaan ataupun kefakiran, ilmu ataupun kebodohan.
Segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir dan tidak ada yang berkuasa atas hal itu, kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah Ta’ala mempunyai kehendak, begitu pun Allah ciptakan manusia pun diberikan kehendak. Akan tetapi, kehendak manusia ditentukan oleh kehendak Allah, ia tidak berdiri sendiri.
Allah Ta’ala berfirman:
“Kamu tidak menghendaki (sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Insan: 30)
“Kamu tidak dapat berkehendak, kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)
Maka, Allah menciptakan kehendak pada manusia itu adalah bagian dari kehendak Allah yang merupakan sifat-Nya.
Hal ini bertentangan dengan apa yang diyakini oleh sekte Jabariyah yang mengatakan bahwa manusia ini “dipaksa” dan tidak punya kehendak, juga sekte Qadariyah yang meniadakan kehendak Allah pada perbuatan-perbuatan hamba, dan perbuatan hamba itu berdiri sendiri tanpa kehendak Allah.
Maka ini adalah kekeliruan yang nyata dalam menetapkan kehendak Allah.
Sudah sunnatullah bahwa manusia di dunia tidak selalu dikelilingi oleh rasa bahagia dan senang. Akan tetapi, roda terus berputar, ada saatnya manusia diliputi dengan kesulitan, musibah, dan ujian.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?” (QS. Al-’Ankabut : 1)
Kita harus meyakini bahwa setiap masalah ada solusinya, dan sebagai umat yang beriman, kita harus menempuh sebab-sebab pertolongan Allah.
Allah melingkupi segala sesuatu dan Allah mengetahui kondisi setiap hambanya. Akan tetapi, ketika manusia diliputi masalah, kadang kala manusia tidak menyadari ada solusi dari Allah dari setiap permasalahan yang dialaminya karena masalah tersebut sudah mengganggu akalnya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Insya Allah bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News