Pendustaan Al-Qur’an
Otentisitas Al-Quran dan pernyataan berkali-kali dari para rasul-Nya, tidak menutup jalan bagi mereka yang melakukan pendustaan.
Beragam argumen untuk menolak kandungan Alquran dengan berbagai alasan, di antara sebagai karya Muhammad.
Mereka menuduh demikian dalam rangka pembenar untuk melakukan pendustaan dan menolak isi Al-Qur’an.
Allah pun mengetahui siapa saja yang mendustakan Al-Quran, baik secara terbuka maupun tertutup.
Allah mengetahui hal itu secara detail dan terperinci. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
وَاِ نَّا لَنَعْلَمُ اَنَّ مِنْكُمْ مُّكَذِّبِيْنَ
“Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan.”
(QS. Al-Haqqah : 49)
Apa yang dilakukan Fir’aun atau Abu Jahal sudah mendapat balasan dan kehinaan di dunia, dan di akhirat akan mendapatkan kehinaan yang jauh lebih menyesakkan dadanya.
Kalau Fir’aun mendustakan semua nasehat Nabi Musa dan bahkan ingin memusnahkan semua pengikut ajaran Taurat. Fir’aun bersekongkol dengan para pembesar dan tukang sihir untuk menghilangkan jejak Nabi Musa.
Bahkan tanda-tanda kekuasaan Allah sudah ditunjukkan kepadanya. Fir’aun pun membuat rencana jahat untuk menghilangkan nyawa Nabi Musa.
Namun Allah membalik rencana buruk Fir’aun dengan menenggelamkannya di sungai Nil. Fir’aun pun menjadi simbol sejarah buruk perlawanan terhadap kebenaran.
Abu Jahal juga tak kalah tragisnya. Dia mengerahkan seluruh daya upayanya untuk mendustakan Al-Qur’an. Bahkan kecerdasan dan keagungan dirinya dipergunakan untuk meruntuhkan Al-Qur’an.