Haji: Keluar Dari Siksaan Kesibukan Duniawi
Slamet Muliono Redjosari
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Para tamu Allah bukan orang pengangguran. Tidak sedikit di antara mereka memiliki kesibukan dan aktivitas duniawi yang sulit dihentikan. Namun mereka bisa terhenti dari aktivitas kerja yang menghabiskan umurnya.

Mereka disibukkan mengingat kematian dan hidup yang jauh lebih kekal, yakni hidup di alam akhirat.

Sementara orang kafir memang sangat sibuk dengan dunia dan bahkan kekayaannya justru menyiksa mereka sehingga membuat tak sempat istirahat karena terus menerus disibukkan dengan mengejar kekayaan duniawi.

Inilah adzan di dunia di tengah kekayaan melimpah.

Mengenal hidup Kekal

Allah memanggil hamba-hamba-Nya secara khusus untuk menjalankan ibadah haji. Tidak sedikit di antara kamu muslimin yang mampu baik fisik maupun finansial namun tidak menjadi tamu Allah.

Bagi orang yang berhaji sangat disibukkan dengan penyiapan bekal kehidupan akhirat. Mereka sibuk dengan merenungkan diri dan masa depannya setelah kematian.

Mereka melakukan ritual salat, zikir, membaca Al-Qur’an, thawaf, sa’i dan aktivitas ibadah di Mina, Arofah, dan Mudzalifah. Mereka menguras energi fisiknya untuk mendekatkan diri kepada rabb-Nya.

Mereka dihentikan dari kesibukan kerja, dan rutinitas yang bisa melalaikan tujuan hidup mereka yang sebenarnya.

Mereka bekerja unik mendapatkan kekayaan dan kekayaan itu dipergunakan untuk menjalankan perintah-Nya sebagai hamba yang sebenarnya.

Hal ini berbeda dengan orang-orang yang disibukkan dengan rutinitas duniawi. Mereka tidak sempat memikirkan kehidupan akhirat.

Al-Quran memaparkan bahwa mereka hidup di dunia tanpa batas dalam bekerja sehingga menghabiskan waktu mereka menumpuk duniawi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini