Rumah yang Sempit Berasa Luas Karena Bacaan Alquran
UM Surabaya

إِنَّ الْبَيْتَ لَيَتَّسِعُ عَلَى أَهْلِهِ، وَتَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، وَتَهْجُرُهُ الشَّيَاطِينُ، وَيَكْثُرُ خَيْرُهُ أَنْ يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ، وَإِنَّ الْبَيْتَ لَيَضِيقُ عَلَى أَهْلِهِ، وَتَهْجُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، وَتَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ، وَيَقِلُّ خَيْرُهُ أَنْ لَا يُقْرَأَ فِيهِ الْقُرْآنُ

“Sesungguhnya rumah akan terasa luas bagi penghuninya, dan akan dihadiri oleh malaikat, dan akan dijauhi oleh setan, dan akan banyak kebaikannya di dalamnya, jika penghuninya membaca Alquran di dalamnya.”

Dan rumah akan terasa sempit bagi penghuninya, dan akan dijauhi oleh malaikat, dan akan dihadiri oleh setan, dan sedikit kebaikan di dalamnya, jika penghuninya tidak membaca Alquran di dalamnya”. (Ad Darimi dalam Musnad-nya)

Hadis ini sahih mauquf, dari perkataan Abu Hurairah radhiallahu’anhu. Semua perawinya tsiqah.

Ada pun Yahya bin Abi Katsir ia adalah perawi mudallis namun di sini ia tidak melakukan ‘an’anah, sehingga diterima riwayatnya.

Ada pun jalan yang musnad kepada Nabi Muhammad saw, sanadnya daif. Sehingga hadis ini dihukumi sahih sebagai perkataan Abu Hurairah radhiallahu’anhu saja.

Namun karena isi hadis ini berbicara tentang perkara gaib (malaikat, setan dan sebagainya), yang tidak bisa berangkat dari opini dan ijtihad, maka perkataan Abu Hurairah ini juga dihukumi marfu’ kepada Nabi Muhammad saw.

Kesimpulannya, hadis ini sahih dan maknanya benar. Bahwa jika ingin rumah terasa luas dan membahagiakan penghuninya, perbanyaklah membaca Alquran di dalamnya.

Sebagaimana makna dari hadis lain yang sahih dari Nabi Muhammad saw:

لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقابِرَ، إنَّ الشَّيْطانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيْتِ الذي تُقْرَأُ فيه سُورَةُ البَقَرَةِ

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan! Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang penghuninya membaca surat Al Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim no.780, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu).

Abu Musa al-Asy’ari radiallahu’anhu bahwa Rasulullah saw bersabda,

مَثَلُ ‌الْبَيْتِ ‌الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، وَالْبَيْتِ الَّذِي لَا يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan rumah yang dimakmurkan dengan zikir dan rumah yang tidak dimakmurkan dengan zikir adalah seperti orang hidup dan mati.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 779)

Imam al-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berzikir di rumah dan bahwasanya rumah tidak boleh dikosongkan dari zikir.” (Al-Minhaj, 6/68).

Dari Abdullah bin Mas’ud radiallahu’anhu berkata,

‌إِنَّ ‌أَصْغَرَ ‌الْبُيُوتِ الَّذِي لَيْسَ فِيهِ كِتَابُ اللهِ

Artinya: “Sesungguhnya rumah yang paling kecil adalah rumah yang di dalamnya tidak dibacakan Alquran. (Diriwayatkan oleh al-Thabrani no. 8645, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman no.1833, dan al-Hakim, no.2080)

Maka, bisa disimpulkan bahwa dianjurkan menerangi dan memakmurkan rumah dengan berbagai macam ibadah seperti salat, zikir, Alquran, dan lain-lain.

Dan bahwa rumah yang hanya dijadikan sebagai tempat untuk tidur dan istirahat tidak diisi dengan zikir dan Alquran adalah rumah yang gelap seperti kuburan, ditinggali oleh setan, terasa kecil dan sempit, serta jauh dari keberkahan. (tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini