Anak, antara Harapan dan Ratapan
foto: hijabilife
UM Surabaya

*) Oleh: Edi Sugianto,
Dosen IAI Al-Ghuraba dan Universitas Muhammadiyah Jakarta 

Beberapa hari lalu, jagat media dihebohkan dengan fenomena memilukan, pasangan suami istri yang telah lanjut usia ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan di dalam rumahnya, Jonggol–Bogor, Jawa Barat.

Lantaran, anak-anak yang sudah berkeluarga terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, tidak memedulikan kondisi kedua orangtua yang sudah senja.

Lalu, dari kejadian menyedihkan tersebut, muncul pertanyaan, bagaimana agama memberikan tuntunan agar orangtua melahirkan anak-anak yang berbakti di masa depan?

Allah SWT berfirman: “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai “fitnah” dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar” (QS. 8 : 28).

Az-Zuhaili  dalam Al-Tafsir Al-Munir (Jilid 5, hlm 312), menjelaskan kata fitnah, yang berarti ujian dan cobaan yang berat, sejalan dengan besarnya kemanfaatan harta dan anak.

Orangtua harus mampu mengelola cinta terhadap harta dan anak, karena keduanya bisa menjadi penyebab terjerembap dalam dosa dan azab.

Misalnya, orangtua wajib memastikan harta atau uang yang dibawa ke rumah adalah hasil dari cara yang halal, sehingga anak-anak tumbuh berkembang dengan kebaikan dan akhlak yang mulia.

Jangan sampai orangtua menafkahi anak dan keluarga dengan uang hasil korupsi dan manipulasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini