Bahaya Sering Konsumsi Minuman Instan, Begini Penjelasan Ners UM Surabaya
UM Surabaya

Berdasarkan data yang dirilis Kemenkes, Indonesia menempati posisi ketiga Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) terbanyak sebesar 20,23 liter.

Hal tersebut perlu diwaspadai masyarakat, agar tidak menjadi kebiasaan buruk yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit.

Islam Syarifurrahman, Ners Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyebut, minuman instan kebanyakan dikonsumsi oleh para remaja bahkan anak-anak.

Menurutnya semakin dini seseorang terpapar minuman instan dengan berbagai macam kandungan yang tidak baik maka akan semakin tinggi mengalami risiko berbagai penyakit seperti diabetes sampai gagal ginjal.

Syarifurrahman mengatakan, minuman instan identik dengan bahan tambahan seperti pemanis buatan, pewarna buatan, serta pengawet yang merugikan bagi tubuh, tambahan tersebut sangat berbahaya bagi tubuh karena sulit diproses bahkan memperberat kerja hati karena bersifat karsinogen.

“Perlu diwaspadai bahwa terdapat kandungan Sakarin (zat pemanis buatan) yang memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi daripada gula biasa sehingga apabila sakarin tersebut dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan kanker kantong kemih dan kandungan gula yang tinggi sehingga mengakibatkan seseorang mengalami penyakit diabetes,”ujar Islam, Sabtu (27/7/2024)

Menurutnya, sesorang yang sering mengonsumsi minuman manis akan cenderung memiliki kadar HDL (kolesterol baik) yang rendah dan kadar LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi.

Kadar LDL yang tinggi bisa menyebabkan atau memicu penyempitan pembuluh darah pada jantung dan dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.

“Hasil penelitian menyebutkan mengonsumsi 2-6 gelas minuman manis pada setiap minggu akan mengakibatkan risiko kematian sebesar 6%, sementara mengonsumsi minuman manis sebanyak 1-2 gelas per hari dapat meningkatkan resiko kematian 14 persen,” terang Syarifurrahman.

Dia lalu mengatakan, seseorang yang sering mengonsumsi minuman instan berpemanis akan mengalami penurunan nafsu makan.

Ini dikarenakan glukosa yang tinggi dalam darah, hal ini disebut dengan glucostatic yakni bahwa pada pusat kenyang (satiety centre) yang ada pada nucleus ventromedial di hipotalamus dipengaruhi karena adanya peningkatan glukosa darah dan akan menyebabkan kegemukan.

Selanjutnya, minuman instan memiliki amfetamin dan kafein dengan dosis berlebih yang mempengaruhi fungsi ginjal.

Amfetamin membuat peneyempitan pembuluh darah ke ginjal yang mengakibatkan darah yang menuju ke ginjal dapat berkurang sehingga ginjal kekurangan asupan oksigen.

“Dari masalah tersebut akan terjadi penurunan kemampuan ginjal dalam menyaring darah sehingga mengakibatkan gagal ginjal,” pungkasnya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini