ٱلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,”
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)
Bahagia dan sedih akan hadir silih berganti. Tidak akan terjadi sedih terus. atau senang terus. Hidup ini sebentar senang, sebentar sedih, Nah! Artinya, kita masih hidup di dunia.
Ujian pasti terjadi dan datang pada setiap orang, karena ujian tersebut untuk menempa mental dan iman kita supaya kita lebih kuat keyakinan dan dekat lagi dengan Allah.
Allah memberikan ujian untuk mengingatkan kelalaian dan dosa kita. Terkadang kita sering mengeluh dengan bilang, “Allah tak adil, yang kaya makin kaya, yang miskin tetap saja miskin selamanya.”
Ungkapan tersebut sering dilontarkan sebagai bentuk kekesalan atas kekurangan yang ada pada diri kita, terutama segala hal yang berkaitan dengan ekonomi.
Seharusnya kita tidak boleh berburuk-sangka kepada Allah, karena pada hakikatnya, kita sudah diberikan anggota tubuh yang lengkap, begitu juga akal-pikiran, dan kesehatan sebagai modal menjemput rezeki.
Sebenarnya, kita akan naik pangkat dan derajatnya di hadapan Alloh bila mereka kuat dalam menghadapi segala ujian dan cobaan dalam kehidupan ini.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata:
“Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ujian berat, juga mencatat segala usaha sebagai bentuk ibadah dan mengujinya dengan berbagai macam cobaan.
Tujuannya adalah agar manusia tak memiliki hati yang sombong, selalu rendah hati, juga sebagai kunci mendapatkan anugerahnya dan membuka pintu pengampunan-Nya.”
Bila kita memahami segala cobaan hidup yang ia rasakan merupakan proses pendewasaan diri agar selalu menjadi pribadi yang baik, maka ia akan selalu berusaha dan berdoa serta selalu positive thinking kepada-Nya.
Terkadang cara Allah menguji kita itu di luar yang diharapkan. Tapi jangan takut dan ragu Allah yang menciptakan kita, jadi tahu ukuran dan takaran kemampuan hambanya,
Tidak akan salah dan tidak akan melebihi batas kemampuan hambanya. Ibarat kita yang menciptakan robot, sebagai perakitnyanya kita tahu ukuran dan kapasitas serta kemampuan robot tersebut.
Tidak mungkin kita memberikan beban yang berlebihan. Begitu juga Allah, sudah mengukur dan menakar memberikan ujian pada hambanya. (*/tim)