Nabi Muhammad sebagai Teladan Hidupmu
foto: wikipedia
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“In this day and age, we are not accompanied by the Prophet Muhammad with the naked eye, but we can still trace the rays of his behavior and morals from the Al-Qur’an and Hadith, and other Islamic literature.”

(Kita di zaman ini memang tidak didampingi Rasulullah saw secara kasat mata namun berkas pancaran tingkah laku dan akhlaknya masih bisa kita telusuri dari Al-Qur’an dan hadis, dan literatur keislaman lainnya)

Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah SWT di tengah- tengah masyarakat jahiliyah, pada saat itu masyarakat sangat biadab penuh dengan penyembahan berhala, perbudakan dan penindasan manusia.

Maka Allah SWT mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan Akhlak, Di dalam hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kesalehan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi No. 7609)

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir dan penutup para nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia serta teladan hidup bagi umat muslim seluruh dunia. Hal ini juga telah dinyatakan dalam firman-Nya:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al-Ahzab: 21)

Keagungan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam, Allah SWT sebutkan di dalam ayat:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. “(QS. Al-Qalam: 4)

Istri Nabi, ‘Aisyah sendiri menyebut akhlak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah Al-Qur’an.

Maka, siapa saja yang menginginkan kehidupan di dunia hingga akhirat berjalan baik dan selamat sebagaimana yang dikehendaki Allah.

Tiada jalan lain kecuali kembali mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebab Al-Qur’an diturunkan adalah sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, dan dengan ketakwaan inilah kehidupan dunia hingga akhirat akan berlangsung baik dan selamat.

Maka oleh sebab itu, bagi siapa saja yang mengabaikan Al-Qur’an dengan memperturutkan hawa nafsunya, dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini