*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Make repentance not only for the sins you have committed, but also for the obligations you have not fulfilled.”
(Jadikan tobat bukan hanya untuk dosa-dosa yang telah kamu lakukan, tapi juga untuk kewajiban yang belum kamu tunaikan)
Salah satu bencana terbesar yang menimpa kaum Muslimin pada zaman sekarang ini adalah merebaknya maksiat dan dosa di berbagai aspek kehidupan.
Nulai dari korupsi yang merajalela di hampir semua unsur birokrasi, suap menyuap yang marak menjelang pesta demokrasi, hingga penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Setiap hari, banyak di antara kita yang tanpa henti melakukan maksiat. Aurat dibiarkan terbuka, tanpa ada keinginan untuk mengenakan jilbab dan menutup aurat secara sempurna.
Salat lima waktu yang telah diketahui sebagai kewajiban pun seringkali diabaikan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dosa adalah kesalahan atau pelanggaran terhadap hukum agama, moral, atau norma yang diakui oleh masyarakat.
Dosa juga dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap kebenaran, keadilan, atau keselamatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Sementara itu, maksiat adalah perbuatan yang dianggap buruk, tercela, atau melanggar nilai agama atau moral yang berlaku dalam masyarakat.
Maksiat sering kali dikaitkan dengan tindakan yang merugikan diri sendiri atau mengganggu kesejahteraan dan keharmonisan masyarakat.
Dalam pandangan Islam, dosa dan maksiat adalah tindakan yang dilarang. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan tobat.” (Al Jawabul Kaafi, hlm. 87)
Pernyataan Ali bin Abi Thalib ini sejalan dengan firman Allah SWT:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.” (QS. Asy-Syura: 30)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga menekankan bahwa dosa dapat menghilangkan nikmat dan mendatangkan bencana. Jadi, hilangnya nikmat dari seorang hamba adalah akibat dari dosa, begitu pula datangnya berbagai musibah.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap hamba merenungkan hal ini. Ketahuilah bahwa setiap musibah yang menimpa kita, baik dalam kehidupan pribadi maupun yang menimpa negeri ini, semua itu disebabkan oleh dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Tobat dan introspeksi diri adalah kunci untuk menghapus dosa dan meraih kembali keberkahan hidup.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News