Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau seorang wanita, ya Ummy.”
Nusaibah tersinggung. “Engkau meremehkan aku karena aku seorang wanita? Apakah seorang wanita tidak ingin pula masuk surga melalui jihad?”
Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menemui Rasulullah dengan menunggangi kuda yang ada.
Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan seluruh perkataan Nusaibah, lalu tersenyum dan berkata, “Nusaibah yang dimuliakan Allah, belum saatnya wanita mengangkat senjata.
Untuk sementara, kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah yang terluka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Dengan besar hati, Nusaibah menenteng obat-obatan dan berangkat ke medan perang. Namun, di sana, ia menyaksikan kekejaman musuh yang membuat darahnya mendidih.
Melihat Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat serangan musuh, ia tidak bisa menahan diri lagi. Dengan gagah berani, ia mengambil pedang prajurit yang gugur dan menunggangi kuda. Seperti singa betina, ia mengamuk.
Musuh banyak yang berlari ketakutan menghindarinya. Puluhan jiwa musuh kafir pun tumbang di tangannya.
Namun, tiba-tiba, seorang musuh mengendap dari belakang dan menebas langsung tangan kirinya. Nusaibah pun terjatuh dan terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berlanjut menjauh hingga Nusaibah teronggok sendirian.
Tak lama kemudian, Ibnu Mas’ud datang menunggang kuda, mencari orang-orang yang masih bisa ditolongnya. Ketika ia mendekati tubuh yang bergerak perlahan di tanah, ia menyadari bahwa itu adalah Nusaibah.
“Istri Said kah engkau?” tanya Ibnu Mas’ud.
Nusaibah memperhatikan penolongnya itu dan bertanya, “Bagaimanakah dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”
“Rasulullah selamat, tidak kurang suatu apapun,” jawab Ibnu Mas’ud.
“Pinjamkan pedang dan kudamu kepadaku!” pinta Nusaibah.
“Engkau masih terluka parah, ya Nusaibah?” tanya Ibnu Mas’ud.
“Engkau menghalangiku untuk membela Rasulullah?” balas Nusaibah tegas.
Ibnu Mas’ud terpaksa menyerahkan pedang dan kudanya kepada Nusaibah. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu dan kembali menuju medan pertempuran. B
anyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun, karena tangannya yang buntung, akhirnya lehernya pun tertebas pedang musuh.
Gugurlah wanita gagah berani itu sebagai syahid. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit terlihat mendung hitam kelabu, padahal sebelumnya cerah terang benderang. Pertempuran pun berhenti sejenak.
Rasulullah kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit yang tiba-tiba menghitam itu? Itu adalah bayangan para malaikat yang ribuan jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan Nusaibah, wanita yang perkasa.”