Mimpi Neraka yang Mengubah Hidup
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Pada zaman Rasulullah SAW, para sahabat sering menceritakan mimpi mereka kepada beliau. Salah satu kisah terkenal adalah pengalaman Abdullah bin Umar, seorang sahabat nabi yang masih remaja.

Suatu malam, Abdullah pergi ke Masjid Nabawi dan membaca Al-Qur’an hingga kelelahan. Setelah selesai, ia berwudhu dan berdoa sebelum tidur, “Bismika Allahumma ahya wa bismika amutu; Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.”

Sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, adab tidur dengan berwudhu dan berdoa membuat seseorang tetap dalam perlindungan Allah, bahkan saat tidur.

Di dalam tidurnya, Abdullah bermimpi bertemu dengan dua malaikat yang tanpa berkata apa pun, memegang tangannya dan membawanya ke neraka.

Neraka yang dilihatnya seperti sumur besar yang penuh dengan api yang berkobar-kobar. Di sana, ia melihat orang-orang yang dikenalnya tengah menderita siksaan yang sangat pedih.

Menyaksikan hal mengerikan itu, Abdullah bin Umar segera berdoa, “A’udzubillahi minannaar (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ) — Aku berlindung kepada Allah dari api neraka.”

Namun, seorang malaikat berkata kepadanya, “Kau belum terjaga dari api neraka!”

Keesokan paginya, Abdullah terbangun dengan rasa takut dan cemas. Ia pun pergi menemui Hafshah binti Umar, kakaknya yang juga istri Rasulullah saw, untuk menceritakan mimpinya.

Hafshah kemudian menyampaikan mimpi itu kepada Rasulullah saw. Mendengar kisah mimpi Abdullah, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan salat malam!”

Setelah mendengar sabda Nabi, Hafshah langsung menemui adiknya dan berkata, “Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik-baik lelaki jika kau mau salat malam. Dalam mimpimu, malaikat berkata bahwa kau belum terjaga dari api neraka. Itu karena kau belum melaksanakan salat tahajud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah salat tahajud setiap malam.”

Sejak saat itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan shalat tahajud hingga akhir hayatnya. Ia bahkan sering menghabiskan malam-malamnya dengan shalat dan menangis di hadapan Allah, memohon agar dijauhkan dari siksa neraka. Setiap kali ia mengingat mimpinya, ia akan menangis dan terus berdoa untuk keselamatannya di akhirat.

Neraka dan Siksaan Terberatnya

Neraka adalah tempat siksaan bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT. Siksaan di sana sangat pedih dan penuh dengan penderitaan yang tiada tara. Bahkan, siksaan yang paling ringan pun sangatlah mengerikan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ ، يَغْلِي دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ.”

“Sesungguhnya siksa yang paling ringan bagi penghuni neraka adalah ia memakai sandal dari api yang panasnya membuat otaknya mendidih.” (HR. Muslim)

Bahkan, dengan siksaan yang paling ringan tersebut, seseorang akan merasa bahwa tidak ada yang lebih dahsyat siksanya daripada dirinya.

Oleh karena itu, betapa celakanya orang-orang yang lalai dan tidak takut kepada siksa Allah, sehingga berani melakukan dosa dan maksiat di dunia ini.

Lebih buruk lagi, siksaan di neraka akan berlangsung selama-lamanya bagi orang-orang kafir dan musyrik.

Keutamaan Salat Tahajud

Setelah mimpi tersebut, Abdullah bin Umar berusaha sekuat tenaga memperbanyak ibadah kepada Allah dan mencari rida-Nya agar terhindar dari siksa neraka.

Ia merasakan betapa nikmatnya melaksanakan salat tahajud di sepertiga malam, di mana Allah SWT memanggil hamba-hamba-Nya untuk mendekat.

Abdullah menemukan kebahagiaan sejati dalam sujud dan doa malamnya, menangis memohon ampun kepada Allah.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah ini. Mari biasakan bangun di sepertiga malam untuk salat tahajud, berdoa, berzikir, dan membaca Al-Qur’an.

Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari siksa neraka dan memberikan kemuliaan di akhirat. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini