*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Rasulullah menjawab:
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.”
Beliau juga ditanya mengenai perkara yang paling banyak menjerumuskan manusia ke neraka. Beliau menjawab:
“(Kesalahan yang disebabkan oleh) mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Makna Takwa
Takwa berasal dari kata “wiqayah,” yang berarti membuat penghalang. Dalam konteks ini, takwa berarti menjadikan penghalang antara diri kita dengan hal-hal yang mendatangkan murka Allah, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi maksiat.
Takwa merupakan salah satu fondasi utama dalam Islam yang menjaga hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan bahwa takwa yang sempurna meliputi:
– Mengerjakan kewajiban,
– Menjauhi yang diharamkan,
– Meninggalkan hal-hal syubhat (yang meragukan),
– Menjalankan amalan sunnah dan meninggalkan yang makruh.
Inilah derajat takwa yang paling tinggi, sebagaimana dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri:
“Orang yang bertakwa adalah mereka yang menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan apa yang diwajibkan oleh-Nya.”
Begitu pula, Umar bin Abdul Aziz mengatakan:
“Takwa bukan hanya berpuasa di siang hari atau shalat di malam hari, melainkan meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan apa yang diwajibkan oleh-Nya.”
Tholq bin Habib menambahkan bahwa takwa melibatkan ketaatan yang didasarkan pada petunjuk dari Allah dengan harapan mendapatkan pahala-Nya, serta menjauhi maksiat karena takut akan siksaan-Nya.
Makna Akhlak yang Baik
Akhlak yang baik juga menjadi kunci utama menuju surga, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya:
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153)
Ibnu Rajab mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah bagian dari takwa, namun disebutkan secara terpisah untuk menunjukkan pentingnya memperbaiki hubungan sesama manusia, karena banyak orang yang hanya berfokus pada hubungan dengan Allah tetapi mengabaikan interaksi dengan sesama.
Ibnul Qayyim menegaskan:
“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara takwa kepada Allah dan akhlak yang baik kepada manusia, karena takwa memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan akhlak yang baik memperbaiki hubungan dengan sesama makhluk.” (Al-Fawaid, 54)
Banyak orang yang hanya mementingkan salah satu dari dua aspek ini: ada yang memperhatikan ibadah tanpa peduli akhlak, dan ada pula yang menjaga akhlak tetapi mengabaikan ibadah.
Padahal, Nabi Muhammad mengajak kita untuk memperhatikan kedua-duanya secara seimbang.
Dua kunci utama menuju surga, yaitu takwa dan akhlak yang baik, merupakan fondasi penting dalam kehidupan seorang muslim.
Takwa memperkuat hubungan kita dengan Allah, sementara akhlak yang baik menjaga keharmonisan kita dengan sesama. Dengan menjaga kedua hal ini, insya Allah, kita akan berada di jalan menuju surga yang penuh rahmat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News