*)Oleh: Ridwan Manan
Pengajar Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo
Allah menggambarkan kehidupan dunia dengan segala keindahan dan kemegahannya berangsur- angsur akan lenyap. Seperti air hujan yang diturunkan dari langit, menyuburkan tanaman, hijau indah berbunga dan berbuah. Perlahan keindahan berubah layu, menguning kering, berguguran dan mati.
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ فَاَصْبَحَ هَشِيْمًا تَذْرُوْهُ الرِّيٰحُ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا
Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Qs.Al Kahfi 45)
Imam Al Qurtubi memberikan penjelasan beberapa rahasia mengapa Allah mengibaratkan hakikat dunia dengan air, karena;
Pertama, air tidak akan tetap pada satu tempat, pasti akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, berpindah dari satu unsur ke unsur yang lain. Begitulah kehidupan dunia kapanpun bisa berubah, akan berpindah dari seseorang pindah ke orang lain, walaupun sangat ingin mengusainya. Hari ini menjadi milik kita, mungkin besuk sudah menjadi milik orang lain.
Seseorang telah memiliki harta yang banyak semasa sehat, ketika sakit habis untuk berobat dan meninggal dunia akan berpindah menjadi pemilik ahli warisnya. Jabatan yang sangat didambakan dengan berbagai cara memperolehnya, pada saatnya akan berhenti dan berganti.
Kedua, karena air akan bergerak, tidak akan tetap dalam satu kondisi semula, menguap dan habis. Sebagaimana dunia yang fana akan sirna. Semua yang mEngisi dan menghiasi kehidupan kita, pada saatnya akan pergi kembali ke sisi-Nya
Ketiga, orang masuk ke dalam air dan bermain di dalamnya pasti akan basah, manusia akan tergoda dengan dunia dan pasti terperosok ke dalamnya. Orang bergumul dengan dunia dengan berlebihan niscaya akan larut dalam genangan duniawi, lupa dengan hakekat hidup sebenarnya di aKhirat.
Keempat, apabila air sesuai dengan kadar kebutuhan akan menumbuhkan dan menghijaukan tanaman. Dan bila melebihi kadar yang dibutuhkan akan menjadi banjir yang membahayakan. Begitu juga dengan dunia apabila kita kumpulkan tanpa diberikan pada yang berhak maka akan menenggelamkan pemiliknya. Mengambil dunia sesuai kadarnya akan bermanfaat, tapi ketika rakus dan tamak akan membinasakan pemiliknya.
Harus bisa menakar berapa yang harus digunakan dan ditempatkan. Karena sesuatu yang berlebihan akan membawa kemudaratan.
Sudahkah kita memahami hakekat dunia?, sehingga mencari dunia tidak menghalalkan dengan segala cara. Menghilangkan sifat tamak dan rakus yang menjadi penyebab melalaikan Allah. (*)
*) LP2M Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
MasyaaAllah.. tabarakallah.
Tulisannya sangat bagus dan mengingatkan kita kepada hakikat kehidupan dunia yang hanya fana. Sebentar singgah dan kemudian pergi lagi.
Barakallah ustad. 🤲
Jazakallah Khair