Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memperluas jangkauan internasionalnya, khususnya di bidang pendidikan.
Setelah menjalin kemitraan dengan sejumlah universitas di Turki, UMM kini memperdalam kolaborasi tersebut dengan menggandeng Konsulat Jenderal RI di Istanbul.
Pada 11 Oktober lalu, Konsul Jenderal RI di Istanbul, Darianto Harsono, berkunjung ke Kampus Putih UMM untuk membahas peluang kerja sama antara UMM dan berbagai universitas di wilayah kerja KJRI Istanbul.
Dalam pertemuan tersebut, Darianto Harsono tidak hanya memaparkan peluang di bidang pendidikan, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan budaya Turki.
Ia menekankan pentingnya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, yang sudah terjalin sejak 1950, khususnya di wilayah Marmara, yang menjadi fokus kerja KJRI Istanbul.
“Konsulat Jenderal RI di Istanbul masih terbilang muda, baru berusia 11 tahun sejak berdiri pada 2013. Namun, dengan hubungan diplomatik yang sudah lama terjalin antara Indonesia dan Turki, kerja sama di bidang pendidikan memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” ujar Darianto.
Saat ini, sekitar 700 mahasiswa Indonesia tengah menempuh pendidikan di Turki dengan berbagai latar belakang akademis.
Untuk itu, KJRI Istanbul berperan penting dalam memberikan panduan kepada para mahasiswa tentang perguruan tinggi berakreditasi unggul di wilayah Istanbul dan sekitarnya.
“Kami ingin memastikan para mahasiswa Indonesia memilih universitas yang memiliki kredibilitas dan akreditasi yang jelas, mengingat banyak agen yang menawarkan kuliah di luar negeri dengan informasi yang menyesatkan,” tambahnya.
Darianto berharap, dengan adanya kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani, kerja sama antara UMM dan universitas-universitas di Turki dapat berkembang lebih jauh.
KJRI Istanbul pun siap menyambut delegasi UMM yang berkunjung ke Turki dalam rangka memperkuat kolaborasi tersebut.
Wakil Rektor Bidang IV UMM, Salis Yuniardi, menegaskan bahwa UMM terus berupaya menginternasionalisasi kampus melalui berbagai program, seperti kuliah tamu dengan pembicara internasional, pengiriman dosen dan mahasiswa ke luar negeri, serta pembukaan kelas internasional.
Beberapa program studi, seperti Ilmu Komunikasi, Manajemen, dan Hubungan Internasional, ditargetkan segera membuka kelas internasional untuk menarik minat mahasiswa asing.
“Jumlah pendaftar dari luar negeri di UMM terus bertambah setiap tahun, dan kampus-kampus di Turki memiliki potensi besar untuk diajak bekerja sama. Posisi mereka yang kuat di berbagai sektor dan keterbukaan mereka terhadap negara lain, terutama negara berpenduduk muslim, menjadikan Turki mitra strategis. Tidak heran, Turki selalu menawarkan beasiswa untuk warga negara asing,” pungkas Salis. (zaf/wil/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News