*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Malas adalah musuh besar produktivitas yang sering menghantui kita dalam kehidupan sehari-hari.
Rasa malas tidak hanya membuat pekerjaan tertunda, tetapi juga menumpuk, yang pada akhirnya semakin menurunkan semangat untuk menyelesaikannya.
Sebagai aparatur sipil negara, penting bagi kita untuk menghindari rasa malas, karena hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan tanggung jawab kita.
Dalam Islam, doa adalah salah satu cara untuk melawan rasa malas. Perasaan ini bisa muncul kapan saja dan menghambat aktivitas serta ibadah kita. Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari rasa malas melalui doa berikut:
اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ
“Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari rasa bimbang, sedih, kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kebakhilan, beban hutang, dan tekanan orang-orang jahat.”
Kemalasan atau “الْكَسَلِ” dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya motivasi, disiplin diri yang lemah, atau kesulitan dalam mengatur waktu.
Jika dibiarkan, rasa malas bisa berkembang menjadi kebiasaan dan karakter buruk, yang pada akhirnya menurunkan kredibilitas kita di mata orang lain dan menciptakan stigma negatif.
Menurut penelitian yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine, kemalasan bahkan mulai dikategorikan sebagai penyakit.
Dr. Richard Weiler menyebutkan bahwa rasa malas yang berkepanjangan dapat memicu berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi, menjadikan malas sebagai sumber dari masalah kesehatan serius.
Penelitian dari Oxford University yang dipublikasikan di Live Science menunjukkan bahwa orang yang malas cenderung memiliki aktivitas rendah pada area premotor di otak, yang seharusnya mengendalikan gerakan tubuh.
Hal ini membuat keputusan untuk bergerak atau bertindak menjadi lebih sulit, seolah-olah otak bekerja lebih keras untuk sekadar memulai aktivitas.
Dalam agama Islam, sifat malas adalah penghalang bagi kemajuan spiritual dan material. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berupaya menghindari sifat ini dengan beberapa langkah praktis
1. Meningkatkan Kesadaran Spiritual
Dengan memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan zikir, kita dapat menemukan kekuatan untuk melawan rasa malas.
Introspeksi diri juga penting untuk mengenali sumber rasa malas dan mengatasi kelemahan tersebut.
2. Menetapkan Tujuan yang Jelas
Ketika kita memiliki tujuan yang spesifik, energi dan waktu kita dapat diarahkan lebih efektif. Dengan tujuan yang jelas, kita bisa membuat rencana yang tepat untuk mencapainya dan mendapatkan motivasi untuk mengatasi berbagai tantangan.
3. Mengatur Waktu dengan Bijak
Mengalokasikan waktu untuk ibadah, pekerjaan, istirahat, dan tanggung jawab lainnya adalah kunci. Dalam Islam, waktu salat mengajarkan kita untuk disiplin, sehingga menyusun jadwal harian yang teratur membantu menghindari rasa malas.
4. Mengamalkan Sunah
Mengikuti amalan sunnah, seperti salat tahajud, berpuasa sunah, dan berzikir, dapat memberikan kekuatan spiritual dan menjauhkan diri dari sikap malas. Dengan melaksanakan sunnah, kita bisa meningkatkan ketakwaan dan keberkahan dalam hidup.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, pengecut, pikun, dan sifat pelit.”
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat mengatasi rasa malas, meningkatkan produktivitas, dan mencapai kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Amalan sunnah ini tidak hanya mendekatkan kita kepada Allah, tetapi juga memberikan motivasi kuat untuk terus berusaha dan hidup lebih produktif. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News