*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Sebagai bagian dari peningkatan takwa, kita perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Sekali berlalu, ia tidak akan pernah kembali atau terulang. Waktu tidak dapat dibeli. Dalam sehari ada 24 jam, 60 menit dalam satu jam, dan semuanya tidak dapat berubah, bertambah, ataupun berkurang.
Waktu adalah nikmat dari Allah yang sangat berharga. Manusia dituntut untuk pandai menjaga dan menggunakannya dengan bijak, agar dapat menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Waktu terus berjalan tanpa henti, dan tugas manusia di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah (QS. Ad-Dzariyat: 56).
Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk menjalankan ibadah dengan baik dan benar dalam setiap kesempatan, sehingga kita selalu berada dalam rahmat dan kasih sayang Allah.
Kesadaran ini penting, agar kita tidak terbuai dengan waktu dan menyia-nyiakannya untuk hal yang tidak bermanfaat, yang hanya akan membawa penyesalan di kemudian hari.
Sebaliknya, kita harus memanfaatkan waktu dengan melakukan hal-hal yang membawa kebaikan dan kemanfaatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah)
Mengapa Menghargai Waktu Sangat Penting?
Ada beberapa alasan mengapa manusia harus menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya:
1. Waktu Bisa Menipu Tanpa Terasa
Terkadang, manusia merasa sangat sibuk dalam kehidupannya, hingga seakan-akan tidak ada waktu luang untuk bersantai atau berlibur. Namun, ketika liburan tiba, banyak orang justru tidak menggunakan waktunya dengan baik.
Mereka menganggap hari-hari libur adalah waktu untuk bersantai, sehingga tidak banyak melakukan sesuatu yang bermanfaat. Padahal, waktu tetap berjalan meskipun kita tidak melakukan apa-apa.
Rasulullah saw bersabda: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
2. Umur Umat Nabi Muhammad saw Terbatas
Umur umat Nabi Muhammad saw berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Meskipun manusia memiliki berbagai harapan dan cita-cita, terkadang mereka lupa bahwa umur mereka terus berkurang. Mereka sibuk mengejar karir dan harapan tinggi tanpa menyadari bahwa jatah umur semakin sedikit.
Rasulullah saw bersabda: “Usia umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit dari mereka yang melewatinya.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Kesadaran akan umur kita yang terbatas sering kali datang terlambat, ketika tubuh sudah lemah atau sakit. Pada saat itu, manusia hanya bisa menyesal karena merasa telah menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan.
3. Pandai Menyikapi Lima Hal Sebelum Lima Hal Datang
Rasulullah saw memberi kita nasihat agar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam lima hal penting:
“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya: mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Nasai, Baihaqi)
Jika kita tidak memanfaatkan waktu dalam kelima hal ini dengan bijaksana, penyesalan akan datang di kemudian hari.
4. Menjadi Orang Asing di Dunia Ini
Rasulullah saw menasihati kita untuk hidup di dunia seolah-olah kita adalah orang asing atau pengembara.
Sebagai orang asing, kita harus berhati-hati dalam setiap langkah, selalu mengerjakan kebaikan dan ibadah dengan sungguh-sungguh, agar perjalanan kita di dunia ini membawa manfaat dan keselamatan.
Rasulullah saw bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau pengembara.” (HR Bukhari)
Ibnu Umar ra menambahkan: “Apabila kamu berada di sore hari, janganlah menunggu hingga pagi. Apabila kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu hingga sore. Gunakan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.” (HR Bukhari)
5. Waspadai Kondisi Bangkrut
Manusia yang tidak pandai memanfaatkan waktunya akan menjadi orang yang bangkrut, karena ia tidak memanfaatkannya untuk berbuat baik.
Allah pun bersumpah atas waktu dalam beberapa ayat, seperti demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi waktu malam, untuk mengingatkan kita betapa pentingnya waktu.
Untuk menghindari kebangkrutan ini, kita harus beriman kepada Allah dan hari akhir, serta melakukan banyak kebaikan.
Dengan beriman dan berbuat baik, kita akan mendapatkan manfaat dari waktu yang kita miliki, dan tidak akan merugi.
Allah berfirman: “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS Al-‘Ashr: 1-3)
Waktu adalah nikmat yang sangat berharga, yang harus kita manfaatkan dengan bijaksana. Kita harus selalu berusaha memanfaatkan setiap detik dengan baik, baik untuk ibadah maupun untuk kebaikan kepada sesama.
Dengan memahami pentingnya waktu dan selalu berusaha menggunakannya dengan arif, kita akan terhindar dari penyesalan di kemudian hari.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Aamiin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News