*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Dalam hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya.” (HR. Muslim no. 6737).
Jika kita ditanya tentang anugerah terindah dari Allah, maka jawabannya adalah hidayah. Semua amalan yang kita lakukan, seperti salat, puasa, menuntut ilmu, dan sebagainya, semuanya terjadi karena hidayah Allah.
Kita dapat merasakan manisnya iman, indahnya Islam, serta hidup dalam keberkahan bersama Allah juga berkat hidayah-Nya.
Allah memerintahkan kita untuk senantiasa meminta petunjuk-Nya, karena hanya Dia yang mampu membuka hati manusia, menjadikannya tunduk pada kebenaran. Hidayah adalah anugerah yang terbesar dan terindah.
Karenanya, kita diperintahkan untuk mensyukuri setiap nikmat, dan nikmat hidayah adalah yang paling utama untuk kita syukuri, baik melalui lisan, perbuatan, maupun pengakuan dalam hati bahwa semua ini berasal dari Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, manusia yang paling mulia dan pemimpin para nabi, juga diingatkan oleh Allah akan pentingnya hidayah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman mengenai beliau:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya orang-orang kafir hampir saja membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat. Dan sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74).
Dalam tafsirnya, Imam Asy-Suyuti rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ini turun ketika beberapa pemuka Quraisy, termasuk Umayah bin Kholaf dan Abu Jahl, mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Mereka berkata, “Wahai Muhammad, sembahlah tuhan kami, dan kami akan masuk ke dalam agamamu bersamamu.”