Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Bojonegoro mengadakan peringatan Hari Lansia Internasional sekaligus meluncurkan Daycare Lansia pada Kamis (24/10/2024). Acara yang bertemakan “Menua dengan Bermartabat: Pentingnya Memperkuat Sistem Perawatan dan Dukungan bagi Lansia di Seluruh Dunia” ini diselenggarakan di Pendopo Malowopati, Bojonegoro.
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur, Rukmini, menyampaikan bahwa melalui peringatan Hari Lansia Internasional dan peluncuran Daycare Lansia, diharapkan lansia di Bojonegoro menjadi lebih berdaya. Selama ini, Aisyiyah aktif menangani isu sosial terkait perempuan dan anak, dan kini turut fokus pada lansia.
“Dengan kehadiran Aisyiyah, semoga bisa memperkuat apa yang telah dicanangkan pemerintah daerah, tidak hanya di Bojonegoro, tetapi di seluruh Indonesia dan bahkan di luar negeri,” ujarnya.
Rukmini juga menekankan pentingnya lansia untuk menjalani hidup dengan martabat dan semangat, sesuai dengan ajaran Islam, di mana produktivitas di usia lanjut sangat dihargai.
“Dimensi spiritual dan intelektual lansia harus terus diperkuat,” tutupnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati, mengungkapkan bahwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2023, jumlah lansia di Indonesia terus meningkat. Sekitar 12% penduduk Indonesia saat ini merupakan lansia, dengan total sekitar 29 juta orang. Angka ini menunjukkan peningkatan angka harapan hidup, namun di sisi lain menuntut perhatian lebih terhadap kelompok usia lanjut yang rentan.
“Ini adalah pencapaian penting yang memerlukan perhatian khusus. Di usia lansia, fungsi fisik dan mental cenderung menurun, sehingga lansia menjadi kelompok yang rentan dan memerlukan perlindungan,” ujarnya seperti dilansir bojonegorokab.go.id.
Ninik juga menambahkan bahwa Pemkab Bojonegoro telah lama bersinergi dengan Aisyiyah, terutama dalam pembentukan posyandu remaja, pencegahan stunting, dan pencegahan perkawinan anak. Aisyiyah aktif mendukung sosialisasi di berbagai elemen masyarakat bersama Pemkab.
“Mari kita terus bersinergi untuk mencegah perkawinan anak agar tidak lagi terjadi di Bojonegoro,” tegasnya.
Ninik juga menekankan pentingnya dukungan lingkungan sekitar untuk membantu aktivitas lansia agar mereka tetap mandiri dan hidup berkualitas, serta menghindari risiko demensia melalui pemberdayaan lansia.
“Kita perlu meningkatkan akses layanan bagi lansia, yang harus didampingi juga oleh keluarga,” tambahnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News