*)Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, MKn
Sekretaris LBH AP PDM Lumajang
Dalam kehidupan ini, bantuan atau sumber daya seringkali diberikan tanpa adanya bimbingan dan arahan yang memadai. Seperti halnya “pupuk tanpa air,” bantuan yang hanya berbentuk material tanpa pembinaan akan mudah sia-sia, tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Refleksi ini mengingatkan kita pada beberapa ayat dalam Al-Quran, yakni QS Al-Baqarah ayat 261, QS Ibrahim ayat 24-26, dan QS Al-Ankabut ayat 41, yang menekankan pentingnya ketulusan, arah yang tepat, dan kekuatan pondasi dalam setiap tindakan agar berbuah kebaikan yang berkelanjutan.
Kekuatan Niat dan Ketepatan dalam Amal
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 261:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261)
Ayat ini menggambarkan bahwa nafkah atau bantuan yang diberikan dengan niat yang tulus dan tepat sasaran akan menghasilkan kebaikan yang berlipat ganda.
Seperti biji yang ditanam pada tanah yang subur dan disiram secara berkala, ia akan berkembang menjadi tanaman yang menghasilkan ratusan biji lainnya.
Begitu juga dalam kehidupan nyata, bantuan atau dukungan yang diberikan tanpa arah yang jelas, tanpa bimbingan dan tujuan yang kuat, akan sia-sia bahkan berpotensi mendatangkan kerugian.
Sama halnya ketika kita memberikan fasilitas atau sumber daya kepada orang lain, seperti uang, pendidikan, atau infrastruktur, tanpa mengarahkan mereka untuk memanfaatkannya dengan bijak.
Tanpa niat tulus dan panduan, bantuan itu hanya akan menjadi hiasan tanpa memberi manfaat berkelanjutan.
Maka, QS Al-Baqarah ayat 261 mengajarkan bahwa amal yang benar-benar efektif membutuhkan niat yang tulus, tujuan yang jelas, dan arahan yang bijaksana.
Pentingnya Fondasi yang Kuat dan Arahan dalam Setiap Usaha
Dalam QS Ibrahim ayat 24-26, Allah SWT memberikan perumpamaan tentang kalimat yang baik sebagai pohon yang baik, yang memiliki akar yang kokoh dan cabang yang menjulang ke langit. Firman-Nya:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kokoh, dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak).” (QS Ibrahim)
Pohon yang baik memiliki akar yang kuat, mencerminkan tindakan yang didasarkan pada fondasi yang kokoh, seperti iman dan ketulusan.
Pohon ini selalu menghasilkan buah pada setiap musim, sebagaimana amal yang terarah dan berkesinambungan akan memberi manfaat secara berkelanjutan.
Namun, tanpa dasar yang kuat, seperti pohon yang akarnya rapuh, setiap upaya atau bantuan yang diberikan hanya akan hilang tanpa hasil.
Ini mengingatkan kita bahwa bantuan harus diiringi dengan arahan, pembinaan, dan dasar yang kuat agar benar-benar bermanfaat.
Jika seorang pemimpin atau dermawan hanya memberikan “pupuk” berupa materi tanpa “penyiraman” berupa arahan, maka penerima bantuan mungkin akan terjebak dalam ketergantungan dan tidak berkembang.
QS Ibrahim ayat 24-26 memberi pelajaran penting bahwa bantuan yang kokoh dan terarah akan menjadi manfaat berkelanjutan, bukan sekadar hiasan yang mudah pudar.
Bantuan Tanpa Arahan seperti Sarang Laba-laba yang Rapuh
QS Al-Ankabut ayat 41 menggambarkan kelemahan tindakan yang hanya mengandalkan bantuan material tanpa adanya landasan yang kuat dan arah yang jelas. Allah SWT berfirman:
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.” QS Al-Ankabut: 41
Ayat ini menunjukkan bahwa bergantung pada sesuatu yang rapuh tanpa landasan yang kokoh hanya akan membawa kehancuran.
Bantuan yang diberikan tanpa arah, tanpa landasan kuat, atau tanpa keterlibatan langsung dari pihak yang memberi, seperti sarang laba-laba yang mudah hancur.
Sama halnya, bantuan material saja tanpa pembinaan hanya akan menciptakan ketergantungan tanpa kemandirian, seperti rumah laba-laba yang rentan rusak.
Ayat ini menjadi peringatan bagi kita bahwa bantuan yang diberikan tanpa disertai pondasi berupa pendidikan, bimbingan, dan arahan akan melemahkan penerimanya, bukan memperkuatnya.
Kita harus memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya berupa materi, tetapi juga disertai dengan arahan dan motivasi, agar penerima bantuan memiliki dasar yang kuat untuk bertumbuh.
Refleksi: Bantuan yang Efektif Memerlukan Ketulusan, Arah, dan Keterlibatan
Dari ketiga ayat di atas, kita belajar bahwa amal yang efektif bukanlah sekadar “memberi” atau “melimpahkan” bantuan materi, melainkan juga memastikan bahwa bantuan itu terarah dan memiliki landasan yang kuat.
Seperti pupuk yang hanya akan berguna jika disiram dengan air, bantuan hanya akan berbuah jika diiringi dengan perhatian dan arahan yang konsisten.
Allah mengajarkan kepada kita bahwa setiap tindakan kebaikan harus memiliki niat yang tulus, ketepatan sasaran, serta kesabaran dan arahan yang bijak.
Memberi tanpa arah hanya akan membentuk ketergantungan. Sama halnya, seorang pemimpin yang hanya menyediakan fasilitas tanpa bimbingan hanya akan menciptakan tim atau masyarakat yang tidak mandiri dan lemah.
Bantuan tanpa arahan atau pondasi yang kuat tidak akan menghasilkan apa-apa selain ketergantungan yang merugikan.
Dalam upaya membantu orang lain, baik secara individu maupun sebagai pemimpin, kita harus memastikan bahwa bantuan tersebut tidak hanya berupa “pupuk” tanpa “air.”
Amal yang sejati adalah amal yang berdasar pada ketulusan hati dan memiliki arah yang jelas.
Bantuan yang baik akan selalu dibarengi dengan arahan yang tepat, memberikan fondasi yang kokoh, dan menghasilkan manfaat berkelanjutan.
Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang memberi dengan penuh perhatian dan arah yang benar, agar setiap amal kita menjadi “pohon yang baik” yang senantiasa berbuah kebaikan, sebagaimana digambarkan dalam QS Ibrahim ayat 24-26. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News