UM Surabaya

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terlalu mahal biaya rumah sakit. Plus menyusahkan diri sendiri dan keluarga. Adakah yang sadar nikmat sehat itu sangat mahal yang tidak bisa tergantikan oleh apa pun di dunia ini. Sehat sebagai anugerah Allah yang itu perlu dijaga bersama.

Jika sudah sakit akut akibat kekonyolan diri sendiri melakukan tindakan destruktif, itu artinya diri kita sendiri yang telah menghancurkan kehidupan di masa depan. Hanya saja pemikiran ini tidak dapat dipahami dengan pendekatan parsial, perlu pendekatan komprehensif agar bisa memahami betapa relevansinya nikmat sehat itu.

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia terperdaya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang,” ucap Nabi Muhammad Saw dalam riwayat Bukhari.

Kita perlu merefleksikan diri. Miras amat berbahaya dan tidak ada sama sekali manfaatnya. Sarat mudaratnya adalah hal niscaya. Maka selain menahan diri, miras bisa dicegah dengan memaksakan diri.

Ini strategi jitu, akan tetapi perlu ditopang niat dan ketulusan. Di sinilah peran orang tua untuk mengedukasi anak-anaknya ihwal bahaya miras. Orang tua jangan membiarkan mereka berteman dengan orang yang tidak jelas orientasi hidupnya. Tanggung jawab mengawasi menjadi kewajiban, karena anak-anak sebagai pewaris masa depan kehidupan.

Selain itu, miras hanya bisa dicegah kalau ada tindakan tegas dari aparat. Kita bersyukur Polresta Yogyakarta melaksanakan pemusnahan minuman keras hasil Giat Operasi miras dan minuman keras oplosan.

Hasil razia mulai 4-18 Oktober 2024 telah memusnahkan sebanyak 2.031 botol terdiri miras pabrikan 972 botol, miras oplosan 1.058 botol, dan ada 4 dirigen berisi miras oplosan dan 21 plastik miras oplosan. Lalu petugas juga membongkar home industry miras oplosan (Tajuk Rencana Koran Kedaulatan Rakyat, Jumat (25/10/2024).

Ini menunjukkan langkah serius dari aparat untuk menyelamatkan kehancuran kehidupan bangsa. Apalagi PWM DIY, PWNU DIY, dan MUI DIY bersatu menyatakan kekompakan untuk berperang semesta melawan miras. Hal ini dikarenakan beredar masif kehadiran toko miras.

Kemudahan ini yang menjadi dasar kekompakan tersebut. Karena hanya akan timbul masalah baru, buktinya sudah ada sebagaimana terjadi di Kota Yogyakarta baru-baru ini. Kenyataan hal ini paradoks dengan citra Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Pelajar.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Untuk mengembalikan citra Yogyakarta, penting kiranya kita mendekonstruksi kehidupan yang dijalani. Hidup hanya sekali, jangan sampai merugi melakukan tindakan destruksi. Perbaiki hidup bila ditemukan kesalahan dan kekeliruan.

Hindari saling menjustifikasi, tetapi hendaknya urus diri sendiri apakah sudah benar hidup dijalani sesuai ketetapan Ilahi? Sudah banyak orang hidup dalam kerugian, lantas apakah diri kita ingin bernasib seperti kelompok mereka?

Tentu kita tidak menginginkannya. Kita ingin kehidupan dijalani penuh dengan kebahagiaan, bukan kesengsaraan. Hidupnya bernapaskan nilai-nilai agama. Haedar Nashir (2019) menegaskan nilai-nilai agama dapat menumbuhkan kesadaran akan masa depan yang lebih baik.

Maka, tarik kesimpulannya hanya orang dalam hidupnya berlapis nilai-nilai agama yang dapat terhindari dari miras. Mereka mafhum bahwa miras merupakan barang haram pembawa derita selamanya. Maka, jalani hidup cerdas tanpa bersinggungan dengan miras agar hidup makin bernas dan berkualitas.

*) Disarikan dari Risalah Jumat Majelis Tabligh PWM DIY Edisi 1 November 2024

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini