*Oleh: Muhammad Iqbal Rahman
Sekretaris Majelis Tabligh PDM Kabupaten Mojokerto dan Mahasiswa UINSA Surabaya
Beberapa minggu yang lalu sedang trending topik tentang GenZ Beban Negara atau istilah mudahnya ialah anak muda di era sekarang lebih banyak yang menganggur daripada yang diterima dalam lembaga swasta/pekerjaan.
Maka dari ini, penulis ingin memaparkan terkait tanda tanda anak muda yang sedang menghancurkan masa depannya.
Mengingat, dalam data yang pernah dikutip oleh Kompasiana.com menjelaskan, setidaknya kurang lebih 9,8 Juta Gen Z menganggur disebabkan karena beberapa hal yang harus dihindari.
Pertama, menghabiskan waktunya hanya untuk scrolling sosial media.
Bagi orang tua, jika melihat anaknya apalagi mereka  kategori Gen Z, kok di rumah terus, di dalam kamar bahkan setengah hari betah di dalam kamar. Kemungkinan besar ialah mereka sedang asik scrolling medsos.
Bahkan yang memprihatinkan lagi ialah sampai lupa aktifitas, lupa sarapan, lupa olahraga bahkan lupa segalanya.
Inilah yang harus dihindari oleh anak muda. Mereka menggunakan media sosial yang dia miliki hanya untuk melihat tayangan video tanpa ada maksud yang jelas sehingga menghabiskan waktu dan energi nya untuk scroll saja.
Dan yang menjadi evaluasi ialah, pasti semua anak muda di era sekarang memiliki media sosial. Maka, sudah saatnya Gen Z harus memanfaatkan media sosial tersebut untuk kebaikan, menebar kebermanfaatan, mencari lapangan pekerjaan, mencari beasiswa kuliah, dan berbagai kebaikan yang lain sesuai dengan kebutuhan yang mereka miliki.
Bukan malah digunakan untuk scroll yang tidak bermanfaat, menebar isu atau hoax, bahkan hanya dia gunakan untuk hiburan semata.
Kedua, Tidak punya tujuan hidup yang jelas.
Jikalau ada anak muda yang memiliki keterampilan terbatas, relasi keilmuan yang terbatas bahkan pengalaman yang terbatas maka akan dipastikan mereka juga ada indikasi tidak memiliki arah pandang tujuan hidup yang jelas.
Apalagi sehari harinya dia gunakan untuk rebahan, untuk happy fun, bahkan meminta uang orang tua hanya dia gunakan untuk senang senang belaka.
Ketiga, main game sampai larut malam.
Sekarang banyak dijumpai anak muda di jam 2 dini hari bahkan menjelang Subuh, mereka gunakan untuk main game di warkop.
Lalu setelah itu paginya dia tidur bangun siang. Yang semestinya waktu pagi bisa mereka gunakan untuk belajar dan mengambil banyak pengalaman luar justru mereka gunakan untuk tidur tiduran.
Bagi saya main game boleh boleh saja. Namun yang tahu waktu, yang paham tujuan hidup, jangan sampai over, apalagi sampai rela mengambil harta orang tua kemudian dia belanjakan untuk top up game di even tertentu.
Keempat, malas membaca buku.
Anak muda sekarang lebih suka menonton video drakor, video video bucin percintaan, video musik, bahkan yang lebih bahannya video negatif yang merusak akal dan hati mereka.
Padahal, jika dia gunakan waktu mereka sedikit saja untuk membaca buku keilmuan atau keislaman pasti pemikiran mereka akan luas. Mereka bisa mengetahui ilmu bahkan mereka realisasikan dalam bentuk postingan yang bermanfaat atau tulisan yang mengedukasi anak muda lainnya.
Karena, banyak saya menjumpai bahkan sekalipun mahasiswa, mereka mengungkapkan bahwa membaca buku adalah hal yang membosankan, sering menguap dan matanya tidak tahan serta pikirannya tidak konsentrasi.