Pelajaran dari Abdullah bin Ummi Maktum: Keteguhan Melawan Tipu Daya Iblis
ilustrasi
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang mulia. Namanya dikenang sebagai bagian dari sejarah turunnya surah ‘Abasa.

Meskipun mengalami kebutaan, semangatnya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT menjadi teladan bagi umat Islam.

Pada suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه menghadiri pengajian Rasulullah saw.

Dalam kesempatan itu, Rasulullah sawmenegaskan pentingnya segera melaksanakan salat bagi setiap Muslim yang mendengar azan.

Dengan penuh keberanian, ia bertanya,
“Wahai Rasulullahsaw, apakah saya juga diwajibkan meski saya tidak bisa melihat?”

Rasulullah saw  menjawab, “Apakah kamu mendengar seruan azan?”
“Ya, saya mendengarnya,” jawabnya.

Maka Rasulullah saw pun bersabda, “Pergilah ke masjid, meskipun engkau harus merangkak.”

Sejak saat itu, Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه tidak pernah absen salat berjamaah di masjid.

Suatu pagi, ketika azan Subuh berkumandang, ia bergegas pergi ke masjid. Di perjalanan, ia tersandung batu hingga terluka. Namun, ia tetap melanjutkan langkahnya dengan penuh keyakinan.

Beberapa hari kemudian, seorang pemuda menawarkan bantuan untuk menuntunnya ke masjid. Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه merasa sangat terbantu oleh pemuda ini yang terus-menerus mengantarnya setiap waktu salat.

Suatu hari, ia berkata,
“Wahai saudaraku, siapakah namamu? Aku ingin mengenalmu agar bisa mendoakanmu kepada Allah ﷻ.”

Namun, pemuda itu menjawab dengan dingin, “Apa gunanya engkau mengetahui namaku? Aku tak butuh doamu.”

Mendengar hal itu, Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه berkata, “Jika demikian, aku tak ingin menerima bantuanmu lagi.”

Akhirnya, pemuda itu mengungkapkan identitasnya, “Ketahuilah, aku adalah iblis.”

Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه terkejut. “Mengapa engkau menolongku ke masjid? Bukankah tugasmu adalah menghalangi manusia dari beribadah?” tanyanya.

Iblis menjawab, “Ingatkah engkau ketika beberapa hari lalu engkau terjatuh di perjalanan ke masjid? Karena kejadian itu, Allah SWT mengampuni separuh dosamu.

Aku khawatir jika engkau jatuh lagi, Allah SWT akan menghapus semua dosamu. Maka sia-sialah usahaku menggoda dan menyesatkanmu.”

Pelajaran dari Kisah

Kisah ini mengajarkan bahwa iblis tidak pernah berhenti menggoda manusia, bahkan dengan cara yang tampak seperti kebaikan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan:

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuhmu.” (QS Fatir [35]: 6).

Semangat Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap teguh dalam ketaatan, meskipun menghadapi berbagai rintangan.

Dan dari kisah ini, kita diingatkan untuk selalu waspada terhadap tipu daya iblis dalam bentuk apa pun.

Sumber: Kitab “Shuwar min Hayaatis Shahabah” karya Abdurrahman Ra’fat Basya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini