Peringatan untuk Hati yang Lengah
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Ada seseorang bertanya, “Kita banyak berbuat maksiat, tapi jarang sekali Allah memberi sanksi.

Sang guru menjawab, “Bukankah kamu pernah tidak merasakan nikmat saat bermunajat kepada-Nya?”

Bukankah pernah ada hari-hari di mana kamu tidak mampu membaca Al-Qur’an?

Atau mungkin membacanya, tetapi hatimu tidak khusyuk dan tidak menikmatinya, padahal jika Al-Qur’an diturunkan kepada gunung, ia akan takut dan hancur?

Bukankah pernah ada malam-malam di mana kamu merasa berat untuk bangun salat malam?

Bukankah waktu-waktu utama untuk berpuasa pernah berlalu, tetapi kamu tak bersemangat melakukannya?

Bukankah lisanmu pernah terasa kaku untuk berdzikir kepada-Nya, dan banyak waktumu terlewat tanpa mengingat-Nya?

Bukankah kamu pernah meremehkan maksiat sehingga hatimu tak lagi mengingkarinya? Adakah sanksi yang lebih besar dari itu?

Bukankah kamu sering melewatkan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat?

Bukankah terkadang keinginan terbesar yang ada di hatimu adalah dunia, sementara akhirat sering kamu kesampingkan?

Wahai anakku,
waspadalah terhadap sanksi yang tidak terasa,
karena sanksi yang terasa itu
lebih ringan daripada sanksi yang tidak kita sadari. (*)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini