Kisah Kan'an, Pelajaran dari Penolakan Hidayah
Ilustrasi: freepik
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Hidayah senantiasa dibuka lebar dan seluas-luasnya. Allah terus menyemai melalui hamba-hamba-Nya yang saleh. Hal ini sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap seluruh makhluk-Nya.

Alih-alih merespons positif, kebanyakan manusia justru menolaknya. Mereka mengandalkan akal dan menyandarkan keyakinannya seraya menolak petunjuk yang berasal dari Penguasa langit dan bumi.

Nabi Nuh menyampaikan petunjuk Allah untuk menolong anaknya dari malapetaka banjir besar.

Nabi Nuh pun berupaya menyelamatkan dengan meminta anaknya naik kapal karena banjir besar. Anaknya menolak dengan mengandalkan nalarnya dengan berlindung di atas gunung.

Keyakinannya bahwa makhluk besar (gunung) bisa menyelamatkannya, ternyata ilusi kosong. Menyandarkan diri kepada selain Allah bukan hanya lemah tetapi rapuh, sehingga menghempaskan ilusi kosongnya.

Kasih Sayang Allah

Allah memiliki kasih sayang yang amat besar terhadap seluruh makhluk-Nya. Namun manusia senantiasa berupaya melepaskan diri dari rahmat Allah.

Manusia berupaya mencari sandaran yang menurutnya cukup kokoh, padahal sandaran itu lemah dan rapuh.

Bentuk kasih sayang Allah tercermin dari kasih sayang Nabi Nuh terhadap anaknya yang ingin terselamatkan dari banjir besar.

Banjir besar itu merupakan simbol kemurkaan Allah atas pembangkangan kaum Nabi Nuh terhadap perintah-Nya.

Sebagai ayah, Nabi Nuh ingin menyelamatkan anaknya agar menaiki kapalnya supaya selamat. Kasih sayang yang begitu besar itu dinarasikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:

وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبۡنَهُۥ وَكَانَ فِي مَعۡزِلٖ يَٰبُنَيَّ ٱرۡكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nūḥ memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, ‘Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir’.” (QS. Hūd: 42)

Apa yang dilakukan Nabi Nuh sebagai ayah untuk menyelamatkan anaknya merupakan bentuk kasih sayang yang mendalam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini