Islam dan Kepedulian terhadap Kaum Disabilitas
foto: betimeful
UM Surabaya

*) Oleh: Niki Alma Febriana Fauzi,
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah & Dosen Prodi Ilmu Hadis FAI UAD

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Kaum Muslimin yang Dirahmati oleh Allah

Pada tahun 2020, Survei Ekonomi Nasional (Susenas) mencatat ada sekitar 28,05 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Jumlah ini setara dengan 10,38% populasi nasional.

Angka ini adalah angka yang tidak sedikit, dan sayangnya mereka sering kali tidak seberuntung anggota masyarakat yang lain, khususnya dalam memperoleh hak-haknya, baik hak untuk mendapatkan pekerjaan, hak untuk beribadah, maupun hak-hak mendasar lainnya.

Padahal, Islam memberikan suatu pedoman nilai (al-qiyam al-asasiyyah) agar kita, manusia, mampu melihat setiap individu sebagai pribadi yang setara dan memiliki hak yang sama di mata Allah SwT. Firman Allah berikut ini:

اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”

Kaum Muslimin yang Dirahmati oleh Allah

Al-Baghawi dalam tafsirnya Ma’alim al-Tanzil menerangkan latar belakang turunnya ayat ini. Menurutnya, salah satu alasan Allah menurunkan ayat ini adalah peristiwa yang dialami oleh Bilal bin Rabah yang diejek dan diremehkan oleh orang-orang kafir Quraisy sesaat setelah ia diperintahkan untuk mengumandangkan azan oleh Rasulullah pasca Fathu Makkah.

Setelah tuntas mengumandangkan azan di atas Kakbah, orang-orang kafir Quraisy mendatangi Bilal sembari melemparkan olok-olok dan umpatan, seperti: “Apakah Muhammad tidak memiliki orang lain selain gagak hitam ini untuk mengumandangkan azan?”

Setelah itu, turunlah pembelaan Allah terhadap Bilal dengan menurunkan ayat ini. Pembelaan Islam ini tidak hanya sekadar diberikan untuk Bilal, tapi juga pembelaan atas harkat manusia yang seharusnya dimuliakan, meskipun orang tersebut memiliki status sosial rendah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini