Dukungan Profesional
Pada Rabu, 6 November 2024, diskusi terbatas bertema “Muhammadiyah dan Perbankan serta Digitalisasi” digagas oleh Dr. Anwar Abbas, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Penulis diundang untuk hadir bersama beberapa ahli ekonomi, keuangan, dan perbankan. Diskusi tersebut menghadirkan Dr. Bien Subiantoro, mantan direktur Bank Mandiri dan Bank Jabar Banten, serta Handoja Sutjipto, seorang ahli IT yang telah lebih dari 25 tahun mengembangkan core banking system untuk hampir semua bank besar nasional.
Diskusi dimulai dengan membahas instruksi pemindahan dana Persyarikatan dari BSI, yang nilainya diperkirakan mencapai Rp13–15 triliun.
Selain itu, diskusi juga menyinggung surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada PT BPR Matahari Artha Daya yang menganjurkan Muhammadiyah untuk melakukan merger beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dimilikinya.
Pembahasan ini meluas hingga perkembangan kegiatan Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) di Jawa Tengah dan daerah-daerah lainnya.
Berbagai data mengenai potensi ekonomi dan perputaran keuangan dalam aktivitas Muhammadiyah terungkap dalam diskusi tersebut.
Sebagian besar peserta, yang merupakan pakar di bidang keuangan dan perbankan, tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga bersedia mewakafkan ilmu, waktu, dan tenaga untuk mewujudkan aspirasi warga Persyarikatan dan umat Islam agar Muhammadiyah dapat merealisasikan programnya di bidang pengembangan ekonomi dan keuangan.
Model Pengembangan Bertahap
Berdasarkan laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan kajian beberapa ekonom, diketahui bahwa potensi ekonomi dan perputaran keuangan dalam aktivitas Amal Usaha Muhammadiyah sangat besar.
Muhammadiyah memiliki 172 perguruan tinggi, 5.346 sekolah dasar dan menengah, 457 rumah sakit dan fasilitas kesehatan, 17 BPR/S, 132 BTM, 23 perseroan terbatas, dengan 221.229 tenaga kerja, dan lebih dari 500 ribu mahasiswa.