UM Surabaya
Mereka melewati sungai yang luas dan tidak boleh meminum airnya kecuali segenggam tangan. Kebanyakan mereka minum melebihi apa yang digariskan, kecuali sedikit.
Kesabaran kelompok kecil yang mematuhi perintah untuk minum kecuali sedikit telah membuat mereka kuat dan mengalahkan pasukan Jalut.
Al-Qur’an menarasikan kesabaran kelompok kecil ini hingga keberhasilannya meruntuhkan kekuasaan Jalut. Hal ini termaktub sebagaimana firman-Nya :
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٖ فَمَن شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦ ۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Maka tatkala Ṭalūt keluar membawa tentaranya, ia berkata, “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Ṭalūt dan orang-orang yang beriman bersama ia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata, “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalūt dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah :249)
Kokohnya keimanan pasukan Thalut membuat mereka menjalani peperangan dengan penuh kesabaran. Mereka sabar dalam berjihad, dan bersabar tidak meminum air sungai dalam jumlah yang banyak.
Akidah mereka yang kokoh dan memasrahkan diri kepada Allah, sehingga mendatangkan pertolongannya.
Allah mengabadikan doa pasukan Thalut yang memasrahkan nasibnya pada Allah dengan menjalani kesabaran, sebagaimana firman-Nya :
وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
“Tatkala mereka nampak oleh Jalūt dan tentaranya, mereka pun (Ṭalūt dan tentaranya) berdoa, “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. (QS. Al-Baqarah : 250)
Memasrahkan diri pada Tuhan yang satu menunjukkan akidah yang kokoh, dan sabar menjalaninya akan mendatangkan pertolongan-Nya.
Sebaliknya, meminta dibuatkan tuhan (berhala) menunjukkan rapuhnya iman. Rapuhnya iman ini sekian rusak dan akan menjual agamanya ketika muncul godaan dunia yang akan menjauhkan dari Allah.
Surabaya, 1 Desember 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini