*) Oleh: Suherman,
Dosen Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Enrekang dan Alumni Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar
Sejarah panjang peradaban Islam menunjukkan bagaimana seni rupa telah bersinergi dengan Islam, menghasilkan nilai dan makna spiritual-religius yang tinggi sebagai cerminan umat manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlakul karimah.
Muhammadiyah, sebagai gerakan dakwah Islam terkemuka di Indonesia, perlu mengintegrasikan seni rupa ke dalam gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Sekilas tentang Seni Rupa dalam Tradisi Islam
Islam dan seni rupa merupakan dua hal yang kadang sulit dipisahkan; keduanya saling mendukung dan saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam sejarah peradaban Islam, seni rupa sering kali menjadi unsur yang memainkan peran penting, terutama dalam rangka penyebaran dan pembudayaan ajaran Islam, karena kekuatannya yang mampu ‘melukiskan secara indah’ nilai-nilai, prinsip, dan aqidah Islamiyah.
Kaligrafi Islam, misalnya, merupakan salah satu jenis seni rupa yang paling menonjol dalam tradisi Islam. Dalam catatannya, Sanjaya (2023) menyatakan bahwa “kaligrafi Islam memainkan peran penting dalam penyebaran Islam sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabat (sekitar abad ke-7 Masehi), seperti menghias Al-Qur’an, Hadits, masjid, dan ruang-ruang publik lainnya.”
Di sisi lain, Nasr (1987) dalam bukunya Islamic Art and Spirituality mengatakan bahwa “kaligrafi yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist merupakan salah satu seni rupa yang berkembang dalam kebudayaan Islam di Persia, sebuah kebudayaan Islam yang dianggap sebagai peradaban masa lalu yang paling gemilang.”
Kemudian, ada seni bangunan (arsitektur), seperti Masjidil Haram di Makkah yang merupakan masjid tertua di dunia, atau masjid lain seperti Masjid Alhambra di Spanyol atau Taj Mahal di India. Estetika visual dari bentuk arsitektural masjid-masjid tersebut merefleksikan kesatuan, harmoni, dan keindahan yang mencerminkan nilai-nilai Ilahiyah.
Seni rupa dalam tradisi Islam memiliki karakteristik khas yang dapat dicermati dari “Estetika”-nya. Estetika ini berkaitan dengan penghayatan keindahan yang mendalam, yang tidak hanya melihat karya seni rupa secara fisik, tetapi juga mencerminkan pengalaman emosional-spiritual manusia tentang sifat-sifat Allah SWT.
Estetika ini membawa manusia pada kesadaran akan kehadiran Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim). Dimensi keindahan tersebut terejawantah dalam bentuk visual (seni rupa).