Program Pendidikan Karakter Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PKMU) 2024 terus berlangsung dengan jadwal kegiatan yang terstruktur.
Salah satu fokus utama di pekan kedua adalah materi ibadah, yang diberikan kepada 300 mahasiswa baru Umsida dalam gelombang ketiga di Kampus 1 pada Ahad (1/12/2024).
Materi ini mencakup wudhu, tayamum, salat, dan pengurusan jenazah, diajarkan oleh dosen-dosen AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyahan) di ruang kelas masing-masing.
Selain teori, mahasiswa juga dilatih praktik ibadah sesuai panduan Tarjih Muhammadiyah, menjadikannya lebih aplikatif dan mendalam.
Kesadaran Ibadah di Kalangan Mahasiswa
Ainun Nadhif, S.Ag., M.Pd.I., koordinator PKMU, menyoroti pentingnya ibadah sebagai kebutuhan pokok, terutama bagi mahasiswa usia 18-19 tahun yang masih banyak belum konsisten menjalankan salat fardhu lima waktu.
“Mereka sering meninggalkan salat karena berbagai alasan, seperti pekerjaan atau ketiduran,” ungkap Ainun.
Namun, ia menegaskan bahwa salat bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan spiritual yang harus tertanam dalam kehidupan mahasiswa.
Ia juga menekankan bahwa kesadaran menjalankan ibadah tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada lembaga pendidikan.
Keluarga, sebagai madrasah pertama, memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan beribadah anak-anak mereka.
“Jika anak tidak salat, hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga keluarga. Family is the fundamental unit of society,” jelasnya.
Memperbaiki Kualitas Salat
Anis Fariha, M.Th.I., koordinator kegiatan PKMU pekan kedua, menambahkan bahwa praktik salat sering kali dilakukan secara mekanis tanpa refleksi mendalam.
Ia mengingatkan mahasiswa untuk mengevaluasi kualitas salat, terutama pada aspek tuma’ninah, yakni gerakan salat yang dilakukan dengan tenang dan penuh kesadaran.
“Saking terbiasanya salat, ada yang melakukannya hanya refleks tanpa memahami maknanya. Melalui kegiatan ini, kita ingin mahasiswa mengevaluasi praktik ibadah mereka,” kata Anis.
Menurutnya, salat adalah ibadah pertama yang akan dihisab di akhirat, sehingga mahasiswa harus memahami dan melakukannya dengan benar.
Selain itu, penting untuk menyelaraskan ibadah dengan panduan Tarjih Muhammadiyah, yang didasarkan pada hadis-hadis yang terpercaya kualitasnya.
Menjawab Tantangan Era Digital
Di tengah arus informasi yang pesat, Ainun dan Anis sepakat bahwa ibadah adalah pondasi utama untuk membentuk karakter mahasiswa Umsida.
Selain membangun hubungan vertikal kepada Allah, pemahaman ibadah yang mendalam membantu mahasiswa menghadapi tantangan moral di era digital.
Melalui PKMU, Umsida tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual yang menjadi landasan kehidupan.
Harapannya, mahasiswa Umsida mampu menjadi generasi yang taat, berkarakter, dan memiliki integritas yang kuat. (romadhona s)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News