Dosen UINSA Dampingi Tata Kelola Lembaga Berbasis Experiential Learning di TK ‘Aisyiyah
Dosen UINSA Dampingi Tata Kelola Lembaga Berbasis Experiential Learning di TK ‘Aisyiyah.
UM Surabaya

Dua dosen Universitas Negeri Islam Sunan Ampel (UINSA) Akhtim Wahyuni dan Ilun Mualifah melakukan pendampingan kepada masyarakat (PKM) berupa pendampingan Tata Kelola Lembaga. Kali ini yang menjadi sasaran PKM  di TK ‘Aisyiyah Laren Lamongan dan TK ‘Aisyiyah Parengan Maduran Lamongan selama 3 bulan.

Peserta yang terlibat mulai Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah, guru, dan tenaga kependidikan dengan jumlah 20 orang. Pendampingan yang berlangsung hingga tiga bulan tersebut dimulai sejak awal September 2024 lalu.

Menurut Akhtim Wahyuni, kegiatan PKM atau Abdimas dalam bentuk pendampingan tata kelola lembaga dengan pendekatan experiential learning dilakukan dalam 4 tahap: a). Inservice training (IST) 1, b) on the jon training, dan c) Inservice training  (IST) 2, dan Monitoring dan Evaluasi.

“Dalam pendampingan ini,  setelah melakukan review bersama stakeholder sekolah, dua TK ‘Aisyiyah ini  melakukan revisi visi, misi tujuan (VMT) karena VMT  belum pernah dilakukan review sejak awal dirumuskan, tidak ada tahun pencapaian beserta milestones-nya,” jelas Akhtim dibenarkan Ilun Mualifah.

Dosen UINSA Dampingi Tata Kelola Lembaga Berbasis Experiential Learning di TK ‘Aisyiyah
Proses pendampingan lembaga PAUD yang juga diikuti sejumlah stakeholder.

Tidak hanya perubahan VMT, lanjut Ilun,  sekolah juga menyusun dokumen Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai pengejawantahan dari keberadaan lembaga PAUD.

“Sebelumnya, sekolah tidak memiliki dokumen RKS dan RKAS, mereka hanya menyusun RAPBS, itupun tidak berbasis pada 8 Standar Nasional Pendidikan,” jelasnya.

Dari kegiatan Pendampingan Tata Kelola ini 2 (dua) TK ‘Aisyiyah dari  2 (dua) kecamatan ini memahami kesinambungan antara VMT, RKS, RKAS, dan RKAS yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan.

“Lebih lengkapnya, ada perubahan mindset dan skill sumber daya manusia (SDM) SDM di 2 Taman Kanak-kanak ini dalam menyusun perencanaan kerja, kegiatan, dan anggaran lebih sistematis, partisipatif, dan akuntabel,” tambahnya.

Luaran hasil kegiatan pendampingan ini berupa rumusan baru Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. Selain itu, sekolah juga memiliki dokumen Rencana Kerja sekolah selama 4 tahun ke depan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah selama satu (1) tahun ke depan. Tahun-tahun berikutnya, mereka tinggal mengevaluasi capaian, mengidentifikasi kebutuhan , dan merancang program yang akan dituangkan dalam RKAS.

Lebih lanjut Ilun menjelaskan, dipilihnya lembaga PAUD untuk sasaran pendampingan, karena lembaga tersebut merupakan pendidikan non formal peletak dasar moral dan karakter anak sejak dini.

Untuk itu, selain dibutuhkan pendidik kompeten, juga kurikulum pembelajaran yang bermutu, dan sarana prasarana yang memadahi. Juga unsur penting lain untuk mewujudkan hal tersebut adalah  tata kelola  lembaga yang professional agar memiliki daya saing dan keunggulan.

Visi, misi, dan tujuan (VMT) lembaga sebagai fundamen dalam pengelolaan lembaga harus difahami dengan baik karena seluruh aktivitas pengelolaan lembaga bermuara pada VMT. Lembaga yang di-breakdown pada aktivitas penyusunan RKS (Rencana Kerja Sekolah), RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini