Milad Muhammadiyah di Kupang Jadi Momentum Toleransi dan Kebangkitan
Mukhsin Masri menghadiri ramah tamah Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Hotel Herper, Kupang, Selasa (3/12/2024) malam,foto: ist
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Timur (NTT), Mukhsin Masri, menyebut acara Tanwir dan resepsi Milad Muhammadiyah di Kupang sebagai momentum penting untuk meneguhkan toleransi dan kebangkitan Muhammadiyah di NTT.

Acara ini turut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir beserta rombongan tokoh Muhammadiyah dari berbagai penjuru Indonesia.

“Kehadiran tokoh-tokoh besar Muhammadiyah di Kupang, meski sempat terkendala teknis penerbangan, adalah berkah bagi kami. Kupang, kota karang yang penuh tantangan, menjadi saksi kebersamaan dan kerukunan kita semua,” ujar Mukhsin dalam ramah tamah Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Hotel Herper, Kupang, Selasa (3/12/2024) malam,.

Mukhsin mengungkapkan bahwa NTT yang dikenal sebagai Nusa Terindah Toleransi adalah contoh nyata kerukunan antara umat Islam dan mayoritas Nasrani.

Ia juga memuji masyarakat Kupang yang menerima Muhammadiyah dengan tangan terbuka.

“Kami bersyukur atas respons positif dari masyarakat, termasuk mereka yang berbeda keyakinan. Ini bukti nyata bahwa toleransi di Kupang terjalin erat,” katanya.

Mukhsin juga menegaskan bahwa meski sering diidentikkan dengan tantangan, Kupang terus berkembang menjadi kota harapan.

“Tuhan pasti menolong kota ini untuk terus maju,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Mukhsin menyoroti perkembangan pendidikan Muhammadiyah di NTT, termasuk dukungan luar biasa dari masyarakat setempat.

Ia menyebut warga non-Muslim yang mewakafkan tanah untuk Muhammadiyah, seperti 2 hektare di Manggarai Timur dan 3,5 hektare di Manggarai Barat.

“Dua izin pendirian SMK sudah kami dapatkan, tinggal satu lagi yang segera menyusul. Ini bukti bahwa Muhammadiyah diterima dengan baik di sini, meskipun sempat menghadapi tantangan birokrasi,” jelasnya.

Mukhsin tak lupa menyampaikan harapan agar Muhammadiyah di NTT terus bangkit dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Ia juga meminta maaf atas kekurangan dalam penyelenggaraan acara.

“Kami berdoa agar Muhammadiyah di NTT semakin maju. Dukungan dari semua pihak sangat kami butuhkan,” tuturnya.

Sebagai penutup, Mukhsin mengundang para tamu untuk mencicipi kuliner khas Kupang, termasuk “ikan mati satu kali,” yang menurutnya memiliki cita rasa unik dibandingkan ikan dari daerah lain.

“Makanannya khas dan semua enak. Kami bangga memperkenalkan kekayaan budaya dan kuliner Kupang kepada tamu-tamu dari seluruh Indonesia,” tutupnya.

Acara Milad Muhammadiyah di Kupang bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga simbol sinergi toleransi dan semangat kebangkitan Muhammadiyah di wilayah NTT. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini