Jadilah Seperti Lebah, Inspirasi Hidup dari Makhluk Kecil yang Istimewa
foto: mannlakeltd
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Lebah dan lalat sama-sama spesies serangga, namun keduanya memiliki karakter yang sangat berbeda. Lebah dikenal dengan berbagai keistimewaannya yang tak dimiliki lalat. Mengapa lebah bisa begitu istimewa, sementara lalat tidak?

Keunggulan lebah tak lepas dari perannya sebagai makhluk yang mendapat wahyu dari Allah.

Allah SWT berfirman:

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ . ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang beraneka warna, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. An-Nahl: 68-69)

Rasulullah SAW juga mengibaratkan seorang mukmin dengan lebah:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ، أَكَلَتْ طَيِّبًا، وَوَضَعَتْ طَيِّبًا، وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِرْ وَلَمْ تُفْسِدْ

“Demi Allah, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu seperti lebah. Yang ia makan adalah yang baik-baik, yang ia keluarkan juga yang baik-baik. Bila hinggap di sesuatu, maka ia tidak mematahkan atau merusaknya.” (HR. Ahmad)

Hikmah dari Sifat-Sifat Lebah untuk Mukmin

1. Hanya Memakan yang Baik dan Halal

Lebah hanya hinggap di tempat bersih untuk menyerap nektar. Begitu juga seorang mukmin, ia harus memastikan segala yang dikonsumsi berasal dari sumber yang halal dan baik. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Sebagai mukmin, menjaga amanah adalah prinsip utama. Ia tidak akan melakukan korupsi, penipuan, atau manipulasi, sebab semua itu adalah kebusukan yang mengotori dirinya.

2. Menghasilkan yang Baik

Lebah menghasilkan madu yang menyehatkan dan bermanfaat. Seorang mukmin juga harus produktif dengan kebaikan. Segala yang keluar dari dirinya—baik itu ucapan, perilaku, maupun perbuatannya—adalah sesuatu yang membawa manfaat bagi orang lain (QS. Al-Hajj: 77).

3. Tidak Merusak Lingkungan

Ketika lebah hinggap, ia tidak pernah merusak dahan atau bunga. Sebaliknya, ia memberi manfaat tanpa menghancurkan. Ini menjadi pelajaran penting bagi manusia untuk menjaga lingkungan dan menghindari sikap egois yang merusak bumi demi keuntungan pribadi.

4. Bekerja Keras

Lebah dikenal sebagai pekerja keras sejak “lahir.” Ia terus bekerja, mulai dari membersihkan sarang hingga mencari nektar. Ini teladan bagi mukmin untuk pantang menyerah dalam beramal. Allah berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ . وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Asy-Syarh: 7-8)

5. Kerjasama dan Kepatuhan pada Pemimpin

Lebah hidup dalam koloni yang tertata rapi, bekerja kolektif, dan saling membantu. Dalam Islam, mukmin diibaratkan seperti bangunan kokoh yang saling menopang:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff: 4)

6. Tidak Melukai Kecuali Jika Terancam

Lebah hanya menyerang jika terancam. Ia mempertahankan “kehormatannya” dengan risiko nyawa. Seorang mukmin juga harus memiliki solidaritas tinggi, saling membantu, dan membela umat ketika mereka terancam.

Lebah adalah makhluk kecil dengan hikmah besar. Allah dan Rasul-Nya menjadikannya inspirasi bagi manusia untuk hidup lebih baik, bermartabat, dan penuh manfaat.

Sebagai mukmin, jadilah seperti lebah: makan yang halal, menghasilkan yang baik, menjaga harmoni, bekerja keras, saling membantu, dan membawa maslahat di mana pun berada. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini