*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Kebahagiaan dalam rumah tangga adalah impian setiap orang. Banyak yang mengira kebahagiaan itu terletak pada kekayaan atau harta benda.
Namun, sejatinya kebahagiaan tidak bersandar pada materi, melainkan pada peran nilai-nilai agama yang mendominasi kehidupan keluarga.
Rumah tangga harmonis dan penuh berkah seperti kehidupan Rasulullah SAW selayaknya menjadi panutan.
Meski beliau hidup dalam kesederhanaan—tanpa rumah mewah atau harta berlimpah—Rasulullah saw tetap menggambarkan rumah tangganya sebagai “baiti jannati,” rumahku adalah surgaku.
Teladan dari Kehidupan Rasulullah
Dalam rumah tangga Islami, peran setiap anggota keluarga sangatlah jelas. Suami adalah pemimpin yang berakhlak mulia, menepati janji, dan memimpin dengan kasih sayang. Sebagaimana firman Allah SWT:
“وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا”
“Dan dia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya” (QS Maryam [19]: 55).
Istri, di sisi lain, menaati suami dalam kebaikan dan mendukungnya dengan kasih sayang tulus. Anak-anak pun menjadi penyejuk hati karena ketaatan dan kesalehan mereka, sebagaimana doa dalam Al-Qur’an:
“رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا”
“Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak keturunan kami sebagai cahaya mata (penyenang hati) bagi kami, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Furqan [25]: 74).
Keutamaan Menyenangkan Keluarga
Rasulullah SAW bersabda:
“خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ”
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya” (HR. Tirmidzi).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan pengeluaran untuk keluarga:
“دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ”
“Dinar (harta) yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau gunakan untuk memerdekakan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya adalah yang engkau infakkan untuk keluargamu” (HR. Muslim).
Bahkan, Imam Malik memberikan nasihat tentang pentingnya berbuat baik kepada keluarga:
“يَنْبَغِي لِلرَّجُلِ أَنْ يُحْسِنَ إِلَى أَهْلِ دَارِهِ حَتَّى يَكُونَ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْهِمْ”
“Seorang suami seharusnya banyak berbuat baik kepada keluarganya sehingga ia menjadi orang yang paling mereka cintai.”
Menyenangkan keluarga bukan sekadar kewajiban, tetapi juga ibadah terbaik yang mendekatkan kita pada ridha Allah.
Setiap perhatian, kasih sayang, dan rezeki yang kita berikan kepada keluarga akan menjadi pahala besar. Semoga rumah tangga kita menjadi cerminan “baiti jannati,” rumahku adalah surgaku. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News