Ibarat Dunia Bagaikan Bunga
UM Surabaya

*)oleh: Ridwan Manan
Pengajar Ponpes Al Fattah Sidoarjo dan LP2M PDM Sidoarjo

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ
اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى

Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal. (Qs. Thoha 131)

Sahabat Abu Sa’id Al Khudri meriwayatkan “Rasulullah shallallahu alaihi wassalam duduk di mimbar sedangkan kami duduk di sekeliling beliau , beliau bersabda. “Sesungguhnya di antara yang aku kuwatirkan pada diri kalian sepeninggalku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak perniknya untuk kalian(HR Bukhari).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas “Janganlah kamu melihat kenikmatan yang ada pada orang yang berlebih- lebihan dan semisalnya, karena sesungguhnya semuanya itu merupakan bunga yang akan punah dan kenikmatan yang tidak bertahan lama.
Mujahid berkata (azwajan minhum) yaitu orang-orang kaya.

Allah dan RasulNya mengibaratkan kehidupan dunia bagaikan bunga. Mengapa kenikmatan dan kesenangan dunia diumpakan oleh Allah dan RasulNya bagaikan bunga ?
Kita dapat telaah karakter bunga. Bunga warna dan bentuknya mempesona, baunya harum sehingga siapa saja yang melihatnya terpukau dan ingin memetiknya. Biasanya tanaman yang hendak berbuah diawali dengan berbunga.

Ketika kita terburu-buru memetiknya maka tidak akan kita dapatkan buahnya. Bersabar menunda lebih lama berada di tanaman tersebut dan merawatnya akan dapatkan tanaman tersebut buahnya yang lezat rasanya. Bunga ketika dipetik akan layu, kering dan dicampakkan oleh pemetiknya.

Sebagai ujian

Bunga kehidupan dunia bisa di tangan orang beriman, bisa juga di tangan orang kafir. Tapi keduanya berbeda cara mensikapi bunga yang ada di tangannya. Bagi orang kafir bunga dianggap hasil akhir dari tanaman, ia lupa bahwa kalau memetiknya , maka berakhirlah riwayat bunga itu.

Bagi seorang muslim sadar bahwa bunga adalah awal tanaman buah yang akan berbuah. Jika Allah berikan segala kenikmatan bunga dunia, ia sadar bahwa segala kenikmatan itu menuju buah sesungguhnya, yakni kenikmatan akhirat yang sempurna dan tiada batas ahir.

Kenikmatan yang singkat

Begitulah perumpamaan kesenangan kehidupan dunia begitu singkat, usia bunga cepat layu dan kering. Lezatnya makanan yang dinikmati hanya terasa di lidah saja. Segarnya minuman, hanya terasa di tenggorokan saja, setelah lewat tenggorokan hilanglah kenikmatan. Kesenangan dunia berupa harta, wanita, jabatan, anak yang dibanggakan dan pernak-perniknya dunia suatu saat akan kita tinggalkan atau mereka yang akan meninggalkan kita. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini