Mereka hidup dalam kemewahan, dan tak tersentuh hukum. Hidupnya pun bebas melakukan apa saja tanpa tersentuh hukum. Mereka pun mengira bahwa apa yang mereka lakukan tidak berpengaruh buruk pada kehidupannya.
Melihat penyimpangan ini, Allah tidak lengah dan akan membuat perhitungan dengan cermat dan detail. Namun, Allah akan memberi balasan yang menyakitkan dan menghinakan. Hal ini diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:
لَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أَتَواْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحۡمَدُواْ بِمَا لَمۡ يَفۡعَلُواْ فَلَا تَحۡسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٖ مِّنَ ٱلۡعَذَابِ ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ
“Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.” (QS. Āli `Imrān:188)
Bebas Menjelajah
Al-Qur’an menggambarkan kehidupan orang kafir. Mereka memiliki kekayaan melimpah, sehingga bisa menikmati hidup dengan berkeliling dunia.
Mereka bisa menjelajah semua belahan dunia. Dengan kekayaannya, mereka bisa berkeliling dunia, dan menikmati segala fasilitas beserta kemewahannya.
Berbagai jenis usaha mereka miliki hingga meluas ke berbagai negara. Bisnis yang mereka kelola melintas batas dunia.
Dengan kata lain, orang-orang kafir bergerak leluasa menguasai negeri-negeri kaum muslimin. Kekayaan yang melimpah mendorongnya untuk berbuat bebas, termasuk dalam menyebarkan kemaksiatan.
Berdirinya tempat hiburan, seperti diskotik, hingga arena judi dan mesum tidak bisa dilepaskan dari peran mereka yang memiliki kekayaan melimpah.
Kekayaan yang melimpah dan menikmati dengan leluasa, telah memperdaya orang-orang yang lemah imannya. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي ٱلۡبِلَٰدِ
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.” (QS. Āli `Imrān:196)
