*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
“Berdoa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau makhluk lainnya, selain berdoa kepada Allah, adalah kesyirikan dan kesesatan. Sebab, para makhluk tidak mampu mengabulkan doa tersebut. Kewajiban orang yang telah melakukan perbuatan seperti itu adalah bertobat kepada Allah dari perbuatan syirik ini dan hendaknya ia hanya berdoa kepada Allah saja. Kita semua mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri tidak memiliki kuasa untuk memberikan manfaat atau mudarat, kecuali dengan izin Allah.”
Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyampaikan hal ini kepada umatnya. Dalam firman-Nya:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat bagi diriku sendiri, dan tidak (pula) menolak mudarat, kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa keburukan. Aku ini tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’” (QS. Al-A’raf: 188)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku memiliki perbendaharaan Allah, atau aku mengetahui yang gaib, dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku adalah seorang malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.’” (QS. Al-An’am: 50)
Ketergantungan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memohon ampunan dan rahmat bagi dirinya, serta berdoa untuk para sahabatnya.
Jika beliau memiliki kemampuan untuk mengampuni atau memberi rahmat kepada seseorang, tentu beliau tidak memerlukan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hal ini.
Semua makhluk, termasuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sangat membutuhkan Allah. Sedangkan Allah adalah Maha Kaya lagi Maha Terpuji, sebagaimana firman-Nya:
“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)
Godaan Setan dan Kesadaran yang Hilang
Andai bukan karena setan mempermainkan akal dan pemikiran manusia, tentu mereka akan menyadari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan makhluk selain beliau tidak memiliki kuasa untuk memberikan manfaat atau mudarat kepada siapa pun.
Oleh sebab itu, manusia seharusnya hanya berdoa kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, serta menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan selain Allah?” (QS. An-Naml: 62)
Berdoa kepada selain Allah, termasuk kepada Nabi atau orang saleh yang telah wafat, adalah bentuk penyimpangan yang serius dalam akidah.
Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk bertawakal hanya kepada Allah dan menyadari bahwa segala kuasa, manfaat, dan mudarat berada di tangan-Nya semata.
Semoga Allah membimbing kita untuk senantiasa berada di jalan yang lurus, dan terhindar dari segala bentuk kesyirikan. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News