*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Pernahkah Anda berpikir, kenapa zaman sekarang ini penderita diabetes justru semakin marak dan bertambah? Apakah ada sesuatu yang membedakan antara kita dan orang-orang tua kita di masa lalu?
Kenapa kita sering sakit-sakitan, sedikit-sedikit ke dokter, sebentar-sebentar pegal, mudah capek, sakit pinggang, mudah kesemutan, dan beragam keluhan fisik lainnya?
Jawabnya sederhana… isi piring kita dan isi piring orang-orang tua kita dulu berbeda!
Kita sekarang makannya serba instan, sampai minum kopi pun instan.
Kita dininabobokkan oleh segala hal berbau sintetis yang memprovokasi rasa malas sehingga dengan mudahnya terjebak untuk mengonsumsi semua hal yang tinggal tuang, tinggal sobek, tinggal order.
Minum maunya yang serba manis…. teh manis, kopi manis, sirup manis, sampai sambel pun manis. Dan untuk yang manis-manis ini kita tuang gula pasir banyak.
Ya sudahlah, wassalam.
Cobalah, berapa banyak di antara kita yang sering minum madu? sering minum rebusan rempahan? sering mengonsumsi makanan rebus? Sering makan buah-buahan nonlab dan tercampur zat kimiawi (di antaranya buah-buahan yang masih berbiji)?
Bayangkan… karena semua serba instan, sampai buah pun kita memilih yang tak ada bijinya. Akhirnya? ya sudah, khasiat biji yang Anda miliki pun akhirnya ikut dipangkas. Susah punya anak. Padahal Rasul justru menyunnahkan kita untuk banyak anak!
Nanti giliran sudah kena penyakit, sudah nikah bertahun-tahun belum dapat amanah anak…. kita meratap… wahai Tuhan, kenapa hamba sakit ini, sakit itu, kenapa begini …. begitu.
Ayo, mumpung belum terlambat, mari perbaiki isi piring kita di rumah, di kantor.
Mari back to nature, back to sunnah.
Back to Sunnah ini bukan melulu soal fiqih ibadah semata, namun juga pola makan dan apa yang kita makan.
Semoga bermanfaat.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News