MMS III, Menggairahkan Kembali Pembentukan Baitut Tamwil Muhammadiyah di Tiap PDM
Para penggerak Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta mengikuti Muhammadiyah Microfinance Summit III.
UM Surabaya

Para penggerak Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta mengikuti Muhammadiyah Microfinance Summit (MMS) III yang dibuka pada (12/12/2024) di Hotel Kaliurang.

Muhammadiyah Microfinance Summit ini merupakan usaha Muhammadiyah dalam menciptakan ekosistem keuangan inklusif, yang bisa diakses oleh semua pelaku usaha, khusus Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Secara lebih spesifik, Muhammadiyah Microfinance Summit III 2024 ini ingin membangun korporasi keuangan kecil dalam bingkai Risalah Islam Berkemajuan. Sekaligus juga outlook microfinance nasional 2025 untuk pengembangan microfinance di era pemerintahan baru.

Ketua Induk BTM, Achmad Suud dalam sambutannya menyampaikan, MMS ini pertama kali dideklarasikan pada 2018. Pada saat itu ditancapkan tonggak jihad ekonomi persyarikatan dengan mengusahakan tiap satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) memiliki satu BTM.

“Telah lahir kesadaran baru di lingkungan persyarikatan dan warga Muhammadiyah tentang arti pentingnya BTM sebagai pusat keuangan Muhammadiyah di tengah minimnya akses keuangan perbankan bagi warga Muhammadiyah,” katanya.

Hadirnya BTM ini, katanya, memberikan identitas baru bagi Muhammadiyah yang selama ini hanya dikenal sebagai organisasi dakwah melalui pendidikan, kesehatan, dan sosial. Melalui BTM identitas Muhammadiyah bertambah sebagai gerakan ekonomi seperti pilar ketiga hasil Muktamar 47 di Makassar.

Menurutnya, besarnya potensi Muhammadiyah yang tercecer jika dikapitalisasi akan menjadi sebuah gerakan ekonomi yang besar. Tidak hanya sampai di situ, Muhammadiyah juga berkompetensi melakukan strategi manajemen dari sisi tata kelola. Terlebih semua aset yang dimiliki atas nama Persyarikatan Muhammadiyah.

Oleh karena itu dia meminta dukungan kepada semua pihak untuk menyukseskan MMS ini, sebagai langkah dan upaya yang ditempuh oleh Muhammadiyah untuk menghadirkan ekosistem keuangan inklusif yang dapat diakses oleh semua kelompok usaha, lebih-lebih UMKM.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI. Yogyakarta, Ikhwan Ahada sebagai tuan rumah menyampaikan selamat datang. Selain itu, agenda ini menurutnya bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah yang tertuang dalam pilar ketiga.

Menurutnya, tak bisa dipungkiri bahwa Muhammadiyah saat ini mulai bergerak di model korporasi dari yang awalnya birokrasi. Semangat korporasi ini harus dibangun dengan serius sehingga menjadi kekuatan dakwah persyarikatan. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini